REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Enam rumah di Kecamatan Cibinong dan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat rusak termasuk tiga diantaranya rata dengan tanah akibat tertimpa longsor, namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Sejak Senin (9/10) malam, hujan deras menguyur kedua wilayah tersebut sehingga menyebabkan tebing setinggi 30 meter longsor, dan menyebabkan enam rumah rusak dan tiga diantaranya ambruk rata dengan tanah.
"Longsor di Agrabinta, terjadi di Desa Sinarlaut, enam rumah rusak parah dan tiga diantaranya ambruk. Longsor juga menutup jalan penghubung antar desa Sinarlaut dengan Wangunjaya amblas sedalam 2 meter, sehingga tidak dapat dilalui," kata Kepala Desa Sinarlaut, Apendi saat dihubungi, Selasa (10/10).
Dia menjelaskan, longsor yang terjadi disertai pergerakan tanah sepanjang 10 meter di tebing di sekitar lokasi longsor. Warga yang terancam sementara waktu diimbau untuk mengungsi ke rumah tetangga atau kerabatnya yang dinilai aman. "Kerugian diperkirakan mencapai raturan juta, warga yang rumahnya rusak saat ini masih mengungsi di sejumlah tempat termasuk di rumah sanak saudarnya yang dinilai aman dari longsor," katanya.
Sementara longsor juga terjadi di Kecamatan Cibinong, hingga saat ini Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD) Cianjur, masih melakukan assesmen, untuk memastikan dampak bencana longsor karena sebelumnya terjadi longsor yang menutup akses jalan di Cibinong.
"Kami sudah kirim tim untuk meninjau ke lokasi, sehingga belum tahu berapa jumlah rumah rusak dan jalan yang tertutup akibat longsor. Namun laporan sementara tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut," kata Kepala BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Suparman.
Semakin banyaknya bencana di Cianjur selatan, BPBD segera melakukan rapat dengan BPBD Provinsi Jawa Barat dan BMKG untuk mengubah status siaga bencana ke banjir dan longsor.