Selasa 10 Oct 2017 06:42 WIB

Aparat Pukuli Wartawan di Purwokerto

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Andi Nur Aminah
Bekas tapak sepatu aparat yang menempel di baju wartawan Metro TV, Darbe Tyas
Foto: istimewa
Bekas tapak sepatu aparat yang menempel di baju wartawan Metro TV, Darbe Tyas

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Kasus kekerasan pada pekerja media, kembali terjadi. Saat meliput pembubaran paksa aksi demo massa di Alun-alun Purwokerto Kabupaten Banyumas, Senin (9/10) malam, sejumlah wartawan ikut menjadi korban kekerasan aparat. Bahkan seorang wartawan media elektronik sempat dipukuli dan diinjak, hingga mengalami luka memar.

Agus Wahyudi, wartawan Suara Merdeka yang ikut menjadi korban kekerasan itu, menuturkan peristiwa kekerasan terjadi saat dia bersama tiga wartawan lain meliput pembubaran paksa aksi demo yang dilakukan sekelompok mahasiswa terkait proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Baturraden.

"Saat itu, ratusan petugas polisi langsung menyerbu lokasi demo dan membongkar tenda-tenda yang didirikan pengunjuk rasa. Wartawan yang melihat kejadian ini berusaha mengabadikan dengan kameranya. Namun tindakan wartawan wartawan ini langsung dihadang dengan tindakan kekerasan," jelasnya.

Dian Aprilia (fotografer Suara Merdeka) dan Darbe Tyas (wartawan Metro TV) yang berada di paling dekat dengan lokasi, langsung didatangi puluhan petugas. Mereka mengepung wartawan dan memaksa agar seluruh telepon genggam atau kamera yang berisi gambar aksi kekerasan petugas tersebut dihapus.

"Saat itu, saya bersama wartawan Satelit Pos Aulia El Hakim, wartawan Radar Banyumas Maulidin Wahyu dan fotografer Suara Merdeka Dian Aprilia. Pada kami, puluhan aparat memaksa semua foto-foto dihapus dan kalau tidak HP akan dibanting," jelas Agus.

Sementara Darbe Tyas yang saat itu berada di lokasi agak jauh, juga didatangi puluhan petugas. Agus melihat Darbe sempat diarak puluhan petugas ke halaman Setda, kemudian dipukuli petugas di lokasi tersebut hingga terjatuh. Bukan itu saja, petugas juga sempat menginjak-injak tubuhnya. "Saat itu, Darbe sudah berteriak dia wartawan sambil menunjukkan id cardnya. Tapi petugas tidak peduli," katanya.

Petugas baru meninggalkan korbannya, setelah Darbe tidak berdaya dan menghapus seluruh rekaman gambar dalam kameranya. "Yang menolong Darbe, kami sesama wartawan. Petugas yang menganiayanya, meninggalkan Darbe begitu saja," kata Agus.

Tindakan brutal oknum aparat tersebut, selain menyebabkan luka di sejumlah tubuh, kacamata Darbe dan id card-nya pun hilang. "Kami langsung membawa Darbe ke Rumah Sakit DKT Wijaya Kusuma karena kesakitan," jelas Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement