REPUBLIKA.CO.ID, BULELENG -- Satuan Sabhara Kepolisian Daerah (Polda) Bali tak mau ketinggalan berkontribusi mengurangi beban psikis atau trauma anak-anak di pengungsian Gunung Agung dengan mengantarkan mereka pergi ke sekolah.
Kepala Satuan Sabhara Kepolisian Resor (Polres) Buleleng, AKP I Wayan Parta mengatakan, ini merupakan bagian dari tugas aparat menjadi pelayan, pelindung, dan pengayom masyarakat.
"Kami ingin memberi rasa aman dan nyaman anak-anak, sehingga mereka sampai di tempat belajar dengan selamat," kata Parta, Rabu (4/10).
Puluhan anak-anak pengungsi berangkat ke sekolah terdekat di Desa Les, Tejakula, Buleleng, Rabu (4/10).
Parta mengatakan, proses belajar mengajar anak-anak usia sekolah dapat berjalan lancar, sehingga pendidikan mereka tak terhambat.
Rumah Sakit Bhayangkara Denpasar juga membentuk tim untuk memberi pelayanan kesehatan terhadap pengungsi. Tiga tim yang bertugas masing-masingnya terdiri dari dua orang dokter, dua orang perawat, berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
"Ini harapannya bisa membantu saudara-saudara kita yang berada di pengungsian sehingga kesehatan mereka tetap terjaga," kata Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polda Bali, IGAA Diah Yamini.
Diah Yamini mengatakan cuaca di pengungsian tidak menentu. Khusus pelayanan kesehatan di luar Denpasar, seperti Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Buleleng, sudah disiagakan tenaga kesehatan dan poliklinik di masing-masing Polres se-Bali.
Diah Yamini mencontohkan sebanyak 24 pengungsi di Desa Les, terdiri dari balita, anak-anak, dan dewasa sudah diperiksa kesehatannya. Mereka terserang infeksi saluran pernapasan, serta infeksi virus, seperi varisela, influensa, dan febris.