REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyebut pendonor yang menyumbangkan darahnya di Palang Merah Indonesia (PMI) sebagai pejuang kemanusiaan. Bagaimana tidak, para pendonor tersebut mengikhlaskan darahnya digunakan orang yang membutuhkan tanpa mengetahui asal usulnya.
"Para pendonor yang telah ribuan kali menolong nyawa orang yang membutuhkan darah menjadi cerita kemanusiaan yang patut mendapatkan apresiasi. Mereka meyumbangkan darah tanpa mengharapkan pamrih, kata Pakde Karwo di Surabaya, Rabu (4/10).
Maka dari itu, sebagai wujud apresiasi Pemerintah kepada para pendonor yang telah 75 kali menyumbangkan darahnya secara rutin, Pakde Karwo memberikan penghargaan berupa piagam. Penghargaan diberikan karena dalam satu tahun para pendonor tersebut mendonorkan darahnya sebanyak 4-5 kali.
"Teruslah beramal dalam mendonorkan darah agar bisa dimanfaatkan orang yang membutuhkan," ucap Pakde Karwo saat menyerahkan piagam kepada 501 pendonor darah.
Ketua PMI Jatim, Imam Utomo menjelaskan stok darah yang ada di PMI Jatim sampai saat ini masih aman. Pada tahun 2017 telah terkumpul sekitar 855 ribu kantong darah. Angka tersebut melebihi target PMI yaitu sebesar 774 ribu kantong darah.
Dari jumlah tersebut yang terpakai sebesar 582 kantong darah.Jumlah tersebut dikarenakan banyaknya kepedulian masyarakat Jatim yang secara sukarela mendonorkan darah. Banyak pendonor yang ketagihan mendonorkan darah, karena membuat badan lebih sehat, terang Imam.
Imam melanjutkan, untuk meningkatkan minat masyarakat Jatim dalam mendonorkan darah, PMI Jatim mulai mengajak anak usia sekolah untuk mengambil bagian di dalamnya. PMI Jatim berusaha melakukan sosialisasi di SD, SMP dan SMA untuk mulai mau menjadi pendonor darah.
"Selain itu, setiap HUT pada tanggal 17 September, PMI memberikan penghargaan kepada penyumbang darah yang sukarela menyumbangkan darahnya secara teratur tanpa pamrih, tulus dan ihklas tanpa melihat suku dan jenis kelamin," terang Imam.