REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana longsor di lima dusun di Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak, Cianjur, Jawa Barat mengakibatkan kerusakan ratusan rumah pada Ahad (1/10). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun tercatat sebanyak 138 rumah rusak berat, 103 rumah rusak sedang, 139 rumah rusak ringan, dan 420 rumah terancam longsor.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sekitar 1.300 jiwa masyarakat mengungsi karena rumahnya rusak dan khawatir akan adanya longsor susulan. "Pengungsi tersebar di beberapa titik seperti di balai desa, madrasah, tetangga terdekat dan di rumah kerabat," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/10).
Menurutnya, kondisi struktur tanah yang labil dan dipicu oleh hujan deras telah menyebabkan gerakan tanah atau longsor yang cukup luas di daerah Cianjur. Apalagi kondisi tanah yang retak-retak selama musim kemarau kemudian diguyur hujan yang cukup deras telah menyebabkan air mengisi retakan tanah tersebut sehingga menimbulkan longsor.
Longsor juga menyebabkan 3 unit sekolah rusak sesang, 14 unit masjid rusak ringan, 18 unit mushola rusak sedang, 3 saluran irigasi rusak berat, 1 unit sarana air bersih milik Ponpes Riyadul Muthadin rusak berat, 5 titik jalan tertimbun dan 1 jalan putus.
BPBD Kabupaten Cianjur bersama TNI, Polri, BPBD Provinsi Jawa Barat, Basarnas, Tagana, PMI, SKPD, relawan dan masyarakat melakukan penanganan darurat. Bupati Cianjur telah menetapkan status tanggap darurat bencana longsor tanggal 1-7 Oktober 2017. BPBD Provinsi Jawa Barat telah memberikan bantuan logistik senilai Rp 360 juta berupa sandang 175 paket, Kidsware 180 paket, selimut 200 lembar, tikar 200 lembar, matras 200 lembar, familykids 200 lembar, dan mie instan 80 dus.
Tim Reaksi Cepat BNPB melakukan pendampingan dalam penangan darurat. BPBD Cianjur telah menghimbau kepada masyarakat untuk menutup retakan tanah dengan menggunakan tanah liat. BPBD juga mencari pos pengungsian dan posko cadangan karena dikhawatirkan longsor susulan akan terus berlangsung.
Masyarakat diimbau untuk waspada dari ancaman banjir dan longsor. Saat ini masuk musim peralihan menuju musim penghujan. Diperkirakan musim penghujan akan turun awal November mendatang. Musim pancaroba umumnya terjadi hujan deras disertai angin kencang. Longsor adalah bencana paling banyak menimbulkan korban jiwa meninggal sejak tahun 2014-2016. Hendaknya masyarakat mewaspadai bahaya longsor saat hujan deras.