Selasa 03 Oct 2017 16:28 WIB

Golkar Pecat Yorrys karena Dianggap Buat Intrik

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
 Ketua Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia (kiri) didampingi anggota bertemu dengan Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Korbid Polukam) DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai (tengah) di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (4/8).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia (kiri) didampingi anggota bertemu dengan Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Korbid Polukam) DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai (tengah) di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (4/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar mencopot Yorrys Raweyai dari posisi Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan DPP Partai Golkar. Posisi Yorrys kemudian digantikan oleh Letjen (purn) Eko Widyamoko.

Ketua DPP Partai Golkar Aziz Samual mengungkap surat pencopotan tersebut telah secara resmi ditandangani oleh Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto dan Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham pada Senin (2/10) sore kemarin.

"Kemarin sore Pak Yorrys sudah diganti oleh Letjen Purn Eko Widyamoko, rapat internalnya sudah beberapa hari lalu, suratnya itu baru diserahkan baru ditandangani kemaren sore oleh ketua umum dan sekjen," ujar Aziz saat dihubungi wartawan pada Selasa (3/10).

Menurutnya, Yorrys dicopot karena dianggap telah membuat intrik di internal Partai Golkar. Ia mengatakan, pergantian tersebut juga berdasarkan penilaian ketua umum dan pengurus DPP Partai Golkar lainnya.

"Pergantiannya ya itu memang penilaian ketua umum dan pengurus DPP yang melihat arogansinya Pak Yorrys yang melebihi batas terkait partai, juga selama ini kan Pak Yorrys membuat intrik di Partai Golkar yang tidak menguntungkan partai kan," ujar Aziz.

Aziz tidak menampik, arogansi yang dimaksud terkait keinginan sejumlah pengurus DPP yang hendak mendesak Novanto untuk nonaktif dan penunjukan pelaksana tugas. "Salah satunya itu," ujarnya.

Karenanya, ia meminta wacana penonaktifan Novanto dan penunjukan plt ketum tidak perlu dilanjutkan kembali mengingat status tersangka Novanto yang sudah gugur pascaputusan praperadilan. Selain itu juga, ia berharap para kader Partai Golkar untuk menjaga soliditas jelang tahun-tahun politik. "Saya rasa tidak perlu. Beliau kan nggak ada masalah kenapa harus diganti. Kan kalau mau kita semua kader Golkar bersatu untuk mengantarkan beliau ke 2019. Jadi tidak perlu bikin trik yang aneh-aneh," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement