Selasa 03 Oct 2017 11:30 WIB

Presiden: Pemberantasan Obat Ilegal Harus Kejam

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Polisi menunjukan barang bukti sitaan obat PCC saat rilis tangkapan di Polda Sultra, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (18/9).
Foto: Antara/Jojon
Polisi menunjukan barang bukti sitaan obat PCC saat rilis tangkapan di Polda Sultra, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (18/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemberantasan narkoba dan obat-obatan ilegal harus dilakukan secara tegas dan kejam. Pasalnya, masalah narkoba dan obat ilegal bukan masalah yang enteng.

"Urusan masalah narkoba, urusan masalahobat ilegal ini harus kita kejam. Jangan dianggap enteng-entengan," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Pencanangan Aksi Nasional Pemberantasan Obat Ilegal danPenyalahgunaan Obat di Lapangan Utama Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (3/10).

Presiden menyampaikan, masalah narkoba merupakan masalah bersama yang memiliki dampak berbahaya pada generasi mudasaat ini. Karena itu, Jokowi menginstruksikan agar seluruh kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah untuk saling bekerja sama dan bersinergi memberantas penyalahgunaan obat-obatan.

"Jangan sampai perlindungan nyawa anak,nyawa generasi muda Indonesia dikalahkan hanya untuk urusan-urusan birokrasidan prosedur, ujar Jokowi.

Jokowi menyebutkan, peristiwa penyalahgunaan obat-obatan yang terjadi belakangan ini di Kendari, Sulawesi Tenggara hingga menyebabkan jatuhnya korban seharusnya dapat menyadarkan seluruh kalangan. Masalah ini, tambah Presiden, bukan masalah yang ringan.

Ia menduga, peristiwa tersebut merupakan puncak gunung es dan masih tersimpan potensi penyalahgunaan obat-obatan terlarang. BPOM, kata dia, menjadi lembaga penting untuk melindungi generasimuda dari penyalahgunaan obat terlarang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement