REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Warga Kota Tasikmalaya diminta mewaspadai tingginya curah hujan dalam beberapa waktu ke depan. Tingkat kewaspadaan mesti ditingkatkan khususnya bagi warga yang tinggal di lokasi rawan longsor.
Ketua Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya Soni Sudrajat mengatakan, berdasarkan edaran BMKG, saat ini belum sepenuhnya memasuki musim penghujan. Tetapi baru mengalami masa transisi dari musim kemarau ke hujan.
"Ini baru pergantian musim. Sesuai edaran BMKG itu, akhir Oktober kemarau baru berakhir. Bisa dilihat hujan yang tinggi beberapa hari ini tidak diiringi halilintar dan sebagainya, menandakan baru mau pergantian musim," katanya pada Republika.co.id, Ahad (1/10).
Ia menyebut sejumlah titik yang perlu diwaspadai akan kemungkinan terjadi longsor yaitu Kecamatan Purbaratu, Tamansari dan Kawalu. Sehingga ia meminta para lurah dan camat supaya cepat merespon dan melaporkan setiap informasi terkait bencana alam. Apalagi para Camat dan Lurah, kata dia, telah pelatihan tanggap darurat bencana.
"Di samping itu personel dan relawan BPBD terus memantau baik di markas komando maupun on the spot ke lokasi. Antisipasi dengan selalu waspada. Sebab saat ini belum sepenuhnya musim hujan," ujarnya.
Adapun Staf Seksi Kedaruratan Logistik BPBD Kota Tasikmalaya Harisman mendata baru terjadi satu kali longsor di bulan September pada Selasa (26/9). Korban hanya menderita kerugian material saja karena rumah mengalami rusak.
"Sejauh ini belum ada laporan serius. Hanya saja ada longsor di Kelurahan Sambongjaya Mangkubumi namun skalanya masih kecil. Rumah warga rusak ringan saja," jelasnya.