REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman menyatakan, berbagai elemen masyarakat perlu mengambil pelajaran dari Hari Kesaktian Pancasila yang merupakan hari yang sangat monumental dalam sejarah nasional.
"Ambil pelajaran dari sejarah bangsa, tidak dalam posisi memusuhi si A atau si B, kita tak ada pretensi mengklaim atau menyudutkan orang, tapi mengambil fakta sejarah," kata Mohamad Sohibul Iman dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (30/9).
Menurut Sohibul, mengenang suatu peristiwa sejarah tidak perlu hingga menimbulkan friksi dan permusuhan di tengah masyarakat. Presiden PKS ini mengimbau kader dan juga masyarakat, agar mengikuti imbauan pemerintah untuk mengibarkan bendera setengah tiang pada 30 September esok, sebagai tanda berkabung dan memasang bendera tiang penuh pada 1 Oktober.
Sedangkan terkait isu kebangkitan PKI, ia menyebutkan, bahwa merujuk kepada Tap MPRS No 25 tahun 1996, Negara Kesatuan Republik Indonesia masih melarang berdiri PKI. Namun, lanjutnya, berhubungan dengan pihak-pihak seperti anak keturunan yang terlibat PKI harus dengan rasa kemanusiaan dan hak asasi.
Sekretaris Jenderal DPP PKS Mustafa Kamal mengatakan, PKS mendukung program yang diprakarsai Tentara Nasional Indonesia (TNI), untuk melaksanakan kegiatan peringatan peristiwa 30 September dengan nonton bersama (nobar) film Pengkhianatan G30S PKI.
"Kegiatan itu telah disetujui Pemerintah Indonesia, terutama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertahanan. PKS pun setuju dan ikut mengimbau struktur, kader, serta simpatisan untuk ikut mendukung segala kegiatan peringatan G30S PKI," ujar Mustafa Kamal.
Mustafa juga menyarankan selain melakukan nobar juga ada diskusi dalam rangka membahas film bersama narasumber, baik dari kalangan akademisi, saksi sejarah, atau pakar lainnya.
Sebagaimana diwartakan, Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) Yudi Latif mengatakan, bahwa bangsa Indonesia tidak perlu mencari ideologi lain di luar Pancasila. "Pancasila sudah terbukti menyelamatkan kita dari berbagai ujian sejarah. Marilah kita jalankan saja Pancasila secara sungguh-sungguh dan konsisten," kata Yudi di Jakarta, Jumat (29/9).
Pancasila, ujar dia, merupakan titik keseimbangan Indonesia sebagai negara majemuk serta sebagai titik tuju pemberi orientasi ke mana bangsa ini akan diarahkan.