REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kodim 0504/Jakarta Selatan (JS) bekerja sama dengan Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Prof DR. Hamka (Uhamka) menggelar Nonton Bareng (Nobar) Film G30 S/PKI, di Aula Kampus Uhamka, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (29/9).
Ratusan mahasiswa dan mahasiswi Uhamka memadati ruangan aula kampus. Mereka antusias menonton film tersebut bahkan sebagian mahasiswa menonton Film G 30 S/PKI dengan duduk lesehan karena kekurangan kursi. Selain mahasiswa, kegiatan nonton bareng ini juga dihadiri Wakil Rektor III Uhamka Dr. H Bunyamin dan segenap civitas akademika Uhamka. Dari jajaran Kodim 0504/JS dihadiri Kepala Staf Kodim (Kasdim) 0504/JS Mayor Inf Sunarko dan Komandan Koramil (Danramil) 05/Kebayoran Baru Mayor Arm Nawang. Sebelum pelaksanaan nonton bareng, Wakil Rektor III Uhamka Dr. H Bunyamin mengatakan, Uhamka sebagai bagian integral dari bangsa ini mempunyai tanggung jawab dalam pendidikan mahasiswa. "Oleh karena itu, kami bekerja sama Kodim 0504/JS memberikan sarana dan peluang kepada mahasiswa melihat sejarah melalui film ini. Kami yakin tontonan ini akan memberikan tuntunan kepada genarasi muda, sehingga mereka paham betul negara ini mengalami sejarah kelam supaya mahasiswa sebagai penerus bangsa memahami sejarah ini, agar sejarah kelam tersebut tidak terulang kembali," Bunyamin dalam siaran persnya, Jumat (29/9). Menurutnya, kampus yang dipimpinnya berkewajiban mempertahankan NKRI sebab NKRI harga mati. Mahasiswa harus terus belajar juga membaca sejarah dengan baik. Selain itu mahasiswa juga tak boleh ikut aliran tak jelas yang tidak sesuai dengan ideologi bangsa. Dengan memahami sejarah bangsa ini secara baik, ujar Bunyamin, mahasiswa memiliki sikap kuat untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan dari gangguan pihak-pihak yang ingin mengubah azas bangsa negara. Memahami sejarah juga merupakan upaya untuk meningkatkan nasionalisme. Kasdim 0504/JS Mayor Inf. Sunarko mengatakan, ia memberikan apresiasi kepada Uhamka yang ikhlas mensosialisasikan pemutaran film pemberontakan PKI tersebut. Uhamka sebagai perguruan tinggi mempunyai nasionalisme yang tinggi. "Kita mempunyai sejarah yang kelam G 30 S/PKI. Ini sejarah kelam yang harus diketahui mahasiswa dan masyarakat luas." Nasionalisme ini, ujarnya, bukan milik TNI saja. Nasionalisme ini harus dimiliki di dada setiap warga Indonesia, termasuk mahasiswa.
Advertisement