REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ICMI menganggap kekerasan yang dilakukan anak-anak dipengaruhi oleh tayangan televisi yang ditonton. Celakanya, perilaku tersebut dianggap wajar. Menurut Ketua Koordinasi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ICMI, Andi Yuliani Paris anak-anak memiliki persentase waktu yang amat banyak guna menonton tayangan televisi.
“Memang saya sebenarnya sih melihat sekarang ini televisi-televisi di Indonesia itu banyak mempertontonkan hal-hal yang terkait dengan kekerasan,” kata Andi Yuliani dikutip dari icmi.or.id
Andi Yuliani berpendapat, media massa, terutama televisi, ikut menyumbang peran meningkatnya tingkat kekerasan di kalangan anak sekolah.
“Saya mendorong lembaga pengawas siaran betul-betul memberikan teguran ataupun bekerja menyeleksi tayangan atau film yang muncul di televisi. Kalimat-kalimat harus diseleksi dengan baik. Jadi tidak hanya menyalahan lingkup yang kecil saja, seperti sekolah, tapi yang besar juga,” katanya.
Sebelumnya terkuak kasus Hilarius Christian Event Raharjo yang merupakan siswa di SMA Budi Mulia, tewas dalam duel gladiator di Taman Palupuh, Kota Bogor, Jawa Barat, pada 29 Januari 2016. Kasus itu sempat dihentikan karena keluarga korban menolak otopsi namun akhirnya ibu Hilarius merasa tidak terima sehingga kasusnya diselidiki kembali oleh kepolisian.