REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus dari PDI Perjuangan Effendi MS Simbolon mengatakan, generasi milenial adalah individu yang kreatif. Generasi tersebut banyak berkecimpung menjadi seniman, pegiat media sosial, bahkan aktivits.
Effendi berpendapat, generasi milenial juga harus peka terhadap kondisi politik kekinian. Tujuannya agar mereka berperan sebagai pihak yang mengontrol dan mengkritisi apa yang terjadi di negara ini.
Di Sumatra Utara, jumlah penduduk menurut kelompok usia dan jenis kelamin pada 2015 dengan rentang usia 15 hingga 40 tahun tercatat, usia 15 hingga 19 tahun sebanyak 103,87 jiwa. Lalu usia 20 hingga 24 tahun 101,6 jiwa, usia 25 hingga 29 tahun 100,51 jiwa, usia 30 hingga 34 sebanyak 98,67 jiwa, usia 35 hingga 39 sebanyak 98,29 jiwa. Sementara jumlah penduduk di Sumut sebanyak 13.937.797 jiwa.
"Bagi anak muda, terkadang mereka enggan untuk terjun ke sistem. Beberapa di antaranya beranggapan bahwa politik itu urusan orang tua. Padahal, peran generasi muda di dalamnya sangatlah bernilai. Kritikan dan saran dari generasi muda itu diperlukan untuk perubahan bangsa," kata Effendi dalam siaran pers, Jumat (29/9).
Menurut Effendi, salah satu upaya agar generasi muda ikut berpartisipasi berpolitik adalah dengan membaca dan mendalami sejarah. Caranya, saat ini teknologi sudah mulai hadir dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai informasi soal politik dan sejarah juga bisa diperoleh dari internet.
Effendi mengatakan, generasi muda milenial dapat berperan lebih aktif dalam politik praktis di Indonesia. "Dengan penguasaan IT dan sistem komunikasi terkini, kita sangat optimistis akan dapat mewujudkan cita- cita bangsa dan negara khusus sistem tata nilai berdemokrasi di Indonesia," ucap anggota Komisi I DPR itu.
Effendi yang juga ketua umum PSBI itu menilai cara berpikir generasi milenial saat ini lebih luas daripada anak muda pada masa lalu. Dia mengatakan, generasi milenial dapat berperan besar untuk membangun bangsa. "Anak-anak muda ini bisa mengawal pemilu yang nantinya digelar serentak di Indonesia," ucapnya.
Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) Muryanto Amin berpendapat bahwa baik buruknya politik itu ditentukan oleh pemilih muda. Dia mengatakan, kalau pemilih muda saja tidak mau turut serta dalam berpolitik maka akan banyak persoalan nantinya terhadap proses demokrasi.