REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG — Sejumlah penenun kain khas Sumatra Selatan yakni tajung, blongsong dan blongket mulai menyetok barang untuk memanfaatkan momen Asian Games XVIII tahun 2018. Ketua Komunitas Wirausaha Muda Kampung (Kowum) Kain Tuan Kentang Syarifuddin mengatakan, menyetok barang ini sudah dilakukan sejak awal tahun ini dengan harapan saat Asian Games memiliki barang cukup banyak untuk dijual.
"Nanti saat Asian Games ada sekitar 15.000-an pendatang, tentunya kami tidak ingin momen ini lewat begitu saja," kata dia di Palembang, Kamis (28/9).
Meski memahami manfaat dari menyetok barang ini, menurut Syarifuddin mengatakan tidak semua penenun dapat melakukannya karena terkendala modal. "Bisnis kain ini tidak mudah, modalnya hingga empat lapis yakni untuk benang, tenaga kerja, stok, dan kebutuhan sehari-hari. Jika dialokasikan untuk menyetok dari sekarang maka akan menggangu aliran modal lain," kata Syarifuddin.
Ia yang dijumpai di pelatihan UMKM Badan Ekonomi Kreatif mengatakan perwakilan dari pemerintah sudah beberapa kali menyampaikan peluang usaha saat Asian Games. Namun, pengrajin merasa kesulitan jika harus meminjam ke bank karena khawatir akan menggangu aliran uang dalam bisnis secara keseluruhan mengingat harus menyisihkan lagi untuk membayar pinjaman.
"Ini yang sedang dicarikan solusinya diantara kawan-kawan anggota komunitas, apakah membentuk koperasi kedepannya atau bagaimana. Saat ini, para anggota komunitas terdiri dari 14 penenun tajung, blongsong, blongket, dan jumputan masih dalam periode pengutan internal," kata dia.
Abdurahman, anggota Kowun lainnya, mengatakan sementara ini sudah ada kesepakatan diantara pengrajin untuk mulai menyetok kain setidaknya satu lembar dalam satu pekan terkait dengan momen Asian Games. "Sudah ada komitmen untuk mulai menyetok, tapi alangkah lebih baiknya jika ada pemodal besar yang tertarik melirik bisnis ini," kata dia.
Saat ini, wirausaha yang khusus membuat kain tenun tajung, blongsong, blongket (blongsong motif songket), blongket tabur emas (ada variasi benang emas) di kluster Tuan Kentang berjumlah delapan orang. Dari jumlah tersebut, diperkirakan produk kain tenun yang dihasilkan setiap pekan berjumlah 450 lembar dan sejauh ini selalu terserap oleh pasar.
Satu lembar kain biasanya dikerjakan selama dua hari oleh seorang tenaga kerja.