Kamis 28 Sep 2017 12:49 WIB

Sekolah Luar KRB Gunung Agung Terima Anak-Anak Pengungsi

Rep: MUTIA RAMADHANI/ Red: Winda Destiana Putri
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) bersama Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta (kiri) dan Mensesneg Pramono Anung (kedua kiri) memberi bantuan kepada para pengungsi Gunung Agung di GOR Suwecapura, Klungkung, Bali, Selasa (26/9).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) bersama Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta (kiri) dan Mensesneg Pramono Anung (kedua kiri) memberi bantuan kepada para pengungsi Gunung Agung di GOR Suwecapura, Klungkung, Bali, Selasa (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah Provinsi Bali mengeluarkan surat edaran (SE) untuk seluruh kepala sekolah di dalam kawasan rawan bencana (KRB) dan luar KRB, dinas pendidikan, dan unit pelaksana teknis (UPT) dinas pendidikan di masing-masing kabupetan kota. Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Gede Mahendra Putra mengatakan gubernur menginstruksikan beberapa hal, termasuk jaminan pendidikan bagi anak-anak pengungsi Gunung Agung.

"Sekolah yang berlokasi di luar KRB, baik negeri maupun swasta diminta memfasilitasi anak-anak pengungsi supaya mendapat pendidikan sesuai jenjangnya," kata Mahendra Putra, Kamis (28/9).

Mahendra Putra mengatakan sudah banyak sekolah-sekolah di luar KRB yang melaksanakan peran tersebut, bahkan sebelum surat edaran tersebut dikeluarkan. Dinas Pendidikan Provinsi akan terus mendata jumlah anak-anak sekolah yang berada di pengungsian. Ini karena data yang ada belum termasuk pengungsi yang berada di rumah keluarga mereka.

Sebanyak 5.076 jiwa pengungsi Gunung Agung merupakan anak-anak usia sekolah. Siswa sekolah dasar (SD) mencapai 2.343 anak dan merupakan jumlah pengungsi terbesar. Berikutnya adalah tingkat SMP (1.262 siswa), SMA (1.221 siswa), SMK (248 siswa), dan SLB (dua siswaKepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung Dewa Darmawan mengatakan satu sekolah terdekat di Klungkung bisa menampung 178 siswa tambahan yang merupakan anak-anak pengungsi. Sekolah-sekolah terdekat dari pos pengungsian sudah diarahkan menerima anak-anak lain.

"Kami akan mencoba meningkatkan kapasitasnya dari 178 siswa tambahan menjadi 330 siswa per sekolah," katanya.

Sekolah-sekolah di dalam KRB juga diinstruksikan melakukan penyelamatan dokumen-dokumen dan aset sekolah yang penting ke lokasi aman. Ini untuk mengantisipasi jika Gunung Agung meletus sewaktu-waktu.

Dinas Kebudayaan Provinsi Bali juga membentuk Relawan Tenda Belajar Gunung Agung. Relawan ini melakukan pelayanan pendampingan belajar, membaca, menggambar, bermain, dan menjejaitan di posko-posko utama pengungsi di setiap kabupaten.

"Kami juga menerima sumbangan buku tulis, gambar, dan buku bacaan anak yang layak untuk anak-anak di pengungsian Gunung Agung," kata perwakilan relawan, Widya. Tim siap menjemput sumbangan alat belajar tersebut, khususnya yang berada di sekitar wilayah Denpasar, Gianyar, Singaraja, Bangli, dan Negara.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement