REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise mengatakan berdasarkan data terakhir tahun 2016-2017 sebanyak 24 juta dari 123 juta perempuan di Indonesia mengalami trauma berkepanjangan akibat kekerasan. Menurut Yohana, saat ini tindakan kekerasan terhadap perempuan di Indonesia sangat tinggi, sehingga perlu keterlibatan seluruh pihak untuk mengatasi persoalan ini.
"24 juta perempuan kini mengalami trauma berkepanjangan akibat kekerasan, ini bukanlah persoalan sepele, sehingga harus mendapatkan perhatian seluruh pihak," kata dia pada Pertemuan Raya I Perempuan dan pembukaan cerdas cermat alkitab wilayah Kalimantan di Banjarmasin, Selasa (26/9).
Menggunakan baju khas Indonesia dengan warna atasan putih dan rok merah, Yohana mengatakan banyak ibu-ibu yang mengadukan bahwa mereka adalah korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Padahal diketahui, perempuan adalah salah satu pilar yang harus diperhatikan dalam pembangunan di segala bidang.
Dengan demikian, dia mengatakan, ke depan, program kesetaraan gender akan terus diangkat dan menjadi isu penting dalam kementeriannya, selain program perdagangan manusia. Menurut Menteri, saat ini kampanye kesetaraan dalam menjalankan tugas, baik dalam pemerintahan maupun dalam rumah tangga juga harus digelorakan.
"Tugas-tugas dalam rumah tangga, bukan hanya tugas istri, tetapi suami juga berkewajiban untuk membantu istri menyelesaikan pekerjaan rumah tangga," katanya.
Tugas suami dan istri harus merata sehingga kesetaraan gender dan kekerasan terhadap perempuan benar-benar bisa dihilangkan atau dikurangi. Yohana berharap kegiatan pertemuan perempuan seperti yang diselenggarakan oleh perempuan gereja akan mampu menjadi salah satu sinergi untuk terus melakukan terobosan dalam menekan angka kekerasan terhadap perempuan.
"Melalui kegiatan perempuan semacam ini, saya harap akan keluar program-program hebat, yang bisa disinergikan dengan program kementerian, sehingga mempercepat penyelesaian kasus kekerasan perempuan dan masalah sosial lainnya," katanya.
Saat ini, dia mengatakan, Kementerian PPPA telah bekerja sama dengan Kementerian Sosial dan Kementerian Komunikasi dan Informatika, untuk melacak situs-situs yang diduga telah melecehkan perempuan melalui penawaran lelang keperawanan dan lainnya. "Kalau memang terbukti, situs yang menawarkan lelang keperawanan dan kini telah ditutup serta ditangkap pelakunya, akan dibawa ke proses hukum," katanya.
Kedatangan Menteri PPPA ke Banjarmasin yang baru pertama kalinya tersebut adalah memenuhi undangan panitia penyelenggara pertemuan Raya I Perempuan Wilayah Kalimantan, yang dihadiri sekitar 900 orang. Kehadiran Menteri disambut cukup meriah dengan berbagai tarian adat, mulai dari tarian adat Papua dan Kalimantan.
Menurut Yohana, acara pertemuan wanita merupakan program yang sangat bagus untuk terus dikembangkan, selain untuk menjalin silaturahmi juga memperkuat peranan perempuan dalam pembangunan.