REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Politisi PKS Haris Yuliana mendorong para pemimpin PKS dan Partai Gerindra untuk duduk bersama, membicarakan perkembangan politik menjelang Pilgub Jabar 2018. Haris menilai, pertemuan ini sangat mendesak mengingat terdapat kesimpangsiuran dalam pengusungan Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu.
Sebelumnya, Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat Mulyadi, menyatakan mencabut dukungan terhadap pasangan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu yang awalnya diusung PKS. Hal ini, menurut Mulyadi, disebabkan tidak ada follow up atau langkah lanjutan setelah penetapan pasangan ini pada 17 Agustus 2017.
Menurut Haris, selama ini yang terjadi hanyalah saling ujar dan menanggapi antara PKS dan Partai Gerindra, melalui media massa. Hal ini, tentunya akan membingungkan masyarakat, terutama para kader masing-masing partai, membuat keresahan dan suasana jadi tidak kondusif.
"Saya mendorong para pimpinan duduk bersama. Sikap serius DPD Partai Gerindra Jabar harus ditanggapi PKS. Saat tidak menyetujui dengan pasangan yang diusung, tinggal dibahas bareng saja," ujar Haris saat ditemui seusai diskusi Pilkada Jabar 2018 bersama Kapolda Jabar dan Pangdam III Siliwangi di Bandung, Selasa (26/9).
Haris mengatakan, PKS dapat terbuka dan mempertimbangkan sikap Partai Gerindra sebagai partai koalisi. Menurutnya, PKS jangan sampai memaksakan kehendak sendiri, yang akhirnya akan mengganggu soliditas koalisi dua partai ini. Hal tersebut pun berpotensi mengganggu proses pemenangan Pilgub Jabar 2018.
Haris pun sangat yakin, koalisi PKS dan Gerindra masih sangat kuat. Di partai mana pun, dinamika pasti berkembang dan hanya dibutuhkan evaluasi koalisi. Selama ini PKS masih mengusung pasangan yang dulu dan belum ada komunikasi lanjutan dengan Gerindra. Makanya, masih gaduh di publik.
"Apa yang jadi ketidakyakinan Mulyadi kepada pasangan ini, buka saja. Pak Mulyadi punya sikap jelas dan Prabowo pun katanya mengikuti rekomendasi DPD. Jadi, apa yang jadi kerisauan Pak Mulyadi atau Gerindra, ungkapkan lah," katanya.