Senin 25 Sep 2017 18:31 WIB

Orang Tua Siswa Keluhkan 'Pungutan' Biaya Beli Seragam

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Orang tua siswa sedang membeli perlengkapan seragam sekolah (ilustrasi)
Foto: antara
Orang tua siswa sedang membeli perlengkapan seragam sekolah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Orang tua siswa SMPN 1 Baleendah di Kabupaten Bandung berinisial H mengeluhkan 'pungutan'  biaya pembelian seragam sekolah yang relatif mahal yang disediakan di salah satu koperasi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bandung. Seragam tersebut seperti seragam khusus (baju Muslim), pramuka dan atribut SMPN, batik dan seragam olahraga.

"Beli seragam ini bisa mencapai Rp 970 ribu, tidak bisa dicicil. Jadinya anak saya belum punya seragam khusus yang di jual koperasi sekolah," ujarnya, Senin (25/9).

Dia mengatakan, dampaknya anaknya kini malas masuk sekolah di hari tertentu. Apalagi setiap hari itu sekolah melakukan razia seragam.

Menurutnya, dari total Rp 970 ribu yang harus dibayar orang tua siswa SMPN 1 Baleendah, setiap anak mendapatkan empat seragam. Walau pembayaran sudah masuk 50 pesen, anak baru dikasih dua buah pakaian seragam. "Biaya sekolahnya gratis, tapi seragamnya mahal. Apalagi untuk ukuran keluarga tak mampu, jelas terbebani," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Juhana mengaku akan mengecek dan memberikan teguran kepada kepala sekolah jika ada siswa yang terbebani karena membeli seragam di sekolah. "Jangan merasa terbebani, terus belajar jangan terhalang karena tidak bisa bayar seragam," ungkapnya.

Ia menuturkan, bagi orang tua siswa tidak diwajibkan untuk membeli seragam dari sekolah. Dia mengimbau kepada semua sekolah di Kabupaten Bandung agar jangan memberi beban kepada peserta didik apalagi mengakibatkan anak malas sekolah.

"Tidak bolah ada satu orang anak usia sekolah yang putus sekolah karena alasan apa pun. Apalagi alasan tidak bisa bayar seragam," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement