Oleh Wahyu Suryana
Wartawan Republika
Seorang perempuan paruh baya bernama Ati duduk di bangku yang terletak di trotoar Tugu, Yogyakarta. Ati tidak sendirian. Di sisi Ati, tampak cucunya yang baru berusia sekitar 5-6 tahun. Keduanya sudah berada di lokasi itu sejak pukul 06.00 WIB ketika matahari belum lama terbit di ufuk timur.
Matahari yang mulai naik perlahan-perlahan meningkatkan suhu di wilayah tempat monumen Kota Yogyakarta berada, namun udara yang sejuk membuat suhu yang mulai panas tidak terasa menyengat.
Orang-orang pun berdatangan dan memadati Tugu Yogyakarta. Mereka berdesakan hingga membuat orang berebut berdiri. Cucu Ati mulai tidak nyaman dengan kepadatan manusia yang datang dengan satu tujuan: mendapatkan helm gratis. Tidak tahan, cucu Ati pun terlihat menangis.
Pada Senin (25/9) hari ini, Direktorat Lalu Lintas Polda DIY membagikan 1.000 helm bagi pengendara kendaraan bermotor yang membawa anak-anak. Kegiatan ini ternyata disambut antusias yang sangat tinggi masyarakat yang Senin (25/9) pagi berkendara mengantarkan anak-anaknya berangkat sekolah.
Salah satunya di salah satu titik pembagian helm gratis yaitu di Tugu Yogyakarta. Ini merupakan salah satu dari setidaknya 10 titik pembagian helm gratis seperti perempatan Monjali, UPN, Condong Catur dan Kentungan.
Sebanyak 100 helm dibagikan di tiap titik, termasuk di Tugu, yang ternyata mengundang kepadatan pengendara motor yang ingin mendapatkan helm gratis. Dimulai pukul 06.00, helm yang dibagikan langsung ludes beberapa menit saja karena banyaknya pengendara yang meminta helm gratis.
Beberapa pengendara mengaku berasal dari daerah yang cukup jauh, dan datang hanya untuk mendapatkan helm gratis untuk anak-anak mereka. Bahkan, ada pula pengendara yang biasanya tidak mengantarkan anak-anaknya lewat Tugu, tapi nekat lewat jalan itu demi mendapat helm gratis.
Ati termasuk salah satu yang tidak punya rutinitas melintas di Tugu Yogyakarta, tapi bela-belain lewat Tugu karena ada pembagian helm gratis. Malah, Ati mengaku cucunya yang dibawa terpaksa tidak bersekolah karena mengikuti pembagian helm tersebut. "Ini sudah keinjak-injak kakinya, dari jauh, malah dibilang habis," kata Ati menumpahkan kekesalannya kepada petugas yang membagikan helm, Senin (25/9).
Bukan hanya Ati yang datang jauh dan membawa anak-anak namun tidak membawa pulang helm. Pengendara motor lain, Ning, yang membawa anaknya, Asyifa, ke Tugu tidak pula mendapatkan helm gratis karena kehabisan.
Iba, beberapa petugas Ditlantas Polda DIY memberikan uang kepada Ning dan Ati agar dapat dibelikan helm. Dari satu sisi, tentu ini mengundang ironi tersendiri, bagaimana orang tua rela membawa anak-anaknya tanpa menggunakan helm demi mendapat helm gratis.
Terlebih, untuk beberapa pengendara yang rela memutar jauh sebelum mengantar anak-anaknya sekolah, atau bahkan sampai rela anaknya tidak atau terlambat sekolah demi helm gratis. Pertanyaannya, apakah demi keselamatan anak harus menunggu helm gratis terlebih dulu?
Pertanyaan ini terbesit pula dari Dirlantas Polda DIY, Kombes Latif Usman, yang menekankan pembagian helm justru untuk merangsang kesadaran orang tua. Artinya, orang tua jangan malah melihat kesempatan ini untuk mendapat helm gratis, tapi lebih memikirkan lagi keselamatan anaknya.
“Kami sampaikan keselamatan anak-anak itu aset bangsa yang harus dijaga, jangan malah sampai diabaikan demi mendapat gratis," ujar Latif.
Ia menduga, informasi pembagian helm ini sudah tersebar di hari sebelumnya melalui media sosial sehingga banyak orang tua yang sudah bersiap. Padahal, tujuan pembagian sebenarnya bukan agar orang berduyun-duyun mengantre mendapatkan helm gratis, melainkan stimulus agar orang tua mau berbuat demi keselamatan anak-anaknya.
Pembagian seribu helm gratis ini sendiri dilakukan untuk merayakan HUT Polantas ke-62. Selain lima perempatan sekitaran DI Yogyakarta tersebut, pembagian helm diserahkan kepada jajaran Polda DIY seperti Polres Sleman, Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo dan Polresta Yogyakarta.