REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Warga Desa Parit Raja, Sejangkung, Sambas, Kalimantan Barat membuat 1.439 ketupat mengawali perayaan tahun baru hijriah. "Apa yang kita lakukan tersebut merupakan satu di antara beberapa kegiatan lainnya untuk memeriahkan dan menyemarakan tahun baru 1 Muharram 1439 Hijriah. Banyaknya ketupat yang kita buat simbol dari jumlah tahun hijriah saat ini," ujar Kepala Desa Parit Raja, Ro'i Ali saat dihubungi di Sambas, Kamis (21/9).
Ia mengatakan ketupat yang dibuat tersebut disajikan kepada seluruh masyarakat Desa Parit Raja saat doa bersama awal tahun baru di Mesjid Al-Jihad Sejangkung. "Doa bersama awal tahun diikuti seluruh warga dan pelaksaan tersebut untuk mengawali tahun ini lebih baik. Terpenting lagi bagaimana kegiatan ini bisa memaknai hijriah itu sendiri," kata Ro'i.
Ia menambahkan kegiatan itu sekaligus menjadi ajang yang tepat mempererat ukhuwah Islamiyah dan silahturahim antara warga, warga dan pemerintah desa dan semua kalangan. "Kita bersyukur masyarakat di sini antusias dan turut berpartisipasi aktif. Semoga ke depan ini terus mendapat dukungan dari semua pihak," jelasnya.
Ro'i menambahkan selain doa bersama di awal tahun kegiatan yang digawangi Remaja Mesjid Al-Jihad Sejangkung itu, perayaan 1 Muharram juga dimeriahkan berbagai lomba bernuansa Islami. "Kita juga menyelenggarakan lomba bernuasa islami seperti tartil, azan, hafalan surah pendek, kaligrafi dan dai cilik," kata dia.
Sementara di desa lain seperti di Desa Sarilaba B, Kecamatan Jawai Selatan, masyarakat setempat menggelar perayaan seperti lebaran yakni perayaan Idul Fitri dan Idul Sdha. "Setiap 1 Muharram, kita di sini mengenal istilah lebaran juga sama dengan Idul Fitri dan Idul Sdha. Masyarakat juga ada membuat kue lapis, ketupat dan lainnya. Intinya kita lebaran dan saling mengunjungi dari rumah ke rumah antara warga," ujar warga Sarilaba B, Deki A Bakar.