Kamis 21 Sep 2017 06:39 WIB

Tenda-Tenda Pengungsi Gunung Agung Mulai Didirikan

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nidia Zuraya
Warga memotret asap yang mulai mengepul dari kawah Gunung Agung dari Pos Pemantauan Desa Rendang, Karangasem, Bali, Selasa (19/9).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Warga memotret asap yang mulai mengepul dari kawah Gunung Agung dari Pos Pemantauan Desa Rendang, Karangasem, Bali, Selasa (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Kabupaten Karangasem siaga setelah dinaikkannya status Gunung Agung dari level dua (waspada) ke level tiga (siaga). Kepala Seksi Tanggap Darurat dan Kegawatdaruratan Pusat Pengendalian dan Operasional di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, I Komang Kusumaedi mengatakan tenda-tenda untuk pengungsi telah didirikan.

"Tenda-tenda mulai dipasang. Di Lapangan Desa Ulakan sudah terpasang empat unit tenda dari BPBD Bali, tiga unit tenda dari Komando Daerah Militer (Kodam) Udayana, dan satu unit tenda dari BPBD Bangli," kata Kusumaedi, Kamis (21/9).

Tim tanggap darurat juga menyiapkan tenaga medis Pusdalops BPBD Bali, dibantu tim dari Universitas Udayana dan Universitas Warmadewa. Mereka, kata Kusumaedi siap menyumbang tenaga saat dibutuhkan.

Sejak Rabu (20/9) malam, BPBD Bali sudah memuat 14 unit tenda pengungsian untuk diberangkatkan ke Karangasem dan dipasang hari ini di sejumlah lokasi. Selain di Lapangan Ulakan Karangasem, tenda-tenda tersebut juga dipasang di Lapangan Klungkung.

Pemasangan tenda juga dilakukan di Gedung Olah Raga Swecapura, Desa Gelgel, Kabupaten Klungkung. Enam unit tenda pengungsi, satu unit tenda posko, dan satu unit tenda dapur umum didirikan.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei sehari sebelumnya menyambangi Gubernur Bali, Made Mangku Pastika. Willem menyampaikan aktivitas Gunung Agung saat ini sedang tenang.

"Pantauan seismograf menunjukkan Gunung Agung sedang dalam tahap deselerasi atau perlambatan aktivitas," katanya.

Meski demikian, kejadian selanjutnya masih sulit ditebak. Aktivitas Gunung Agung bisa perlahan turun, namun juga bisa sebaliknya. BNPB, BPBD provinsi dan kabupaten, kata Willem, melakukan sejumlah langkah antisipasi sesuai standar operasional prosedur (SOP) berlaku, seperti menyiapkan alat komunikasi di pos pemantau dan memastikan alat tersebut berfungsi baik.

Willem mengimbau masyarakat tetap tenang dan berdoa. Seluruh pihak akan mengintensifkan sosialisasi melalui banjar-banjar desa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement