REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Gunung Agung kembali meletus Jumat (8/12) pagi sekitar pukul 07.59 WITA. Letusan tersebut berdurasi tiga menit dan 17 detik dengan amplitudo 22 milimeter (mm).
Tingkat aktivitas gunung suci umat Hindu Bali tersebut masih di level empat atau awas. Tremor menerus (mikrotermor) dengan amplitudo satu hingga dua mm masih terus terjadi.
"Tinggi letusan mencapai 2.100 meter di atas puncak kawah dengan warn asap putih dan kelabu," kata Kepala Subbidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana, Jumat (8/12).
Asap warna kelabu tebal bercampur dengan abu. Arah sebaran abu vulkanisnya condong ke barat. Sepanjang pagi ini, Gunung Agung juga mengeluarkan 10 kali embusan asap dengan durasi panjang, 22-120 detik. PVMBG memantau terjadi tujuh kali gempa frekuensi rendah berdurasi 90-110 detik, serta dua kali gempa vulkanik dalam berdurasi 26-38 detik.
PVMBG memperkirakan Gunung Agung kembali memproduksi magma dan terus menuju ke permukaan. Meski demikian, letusan pagi ini termasuk biasa dan tidak membahayakan dunia penerbangan. Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai masih beroperasi normal.
Devy mengatakan aliran lava kembali terpantau memenuhi kawah dengan diameter 900 meter dan kedalaman 200 meter. Alirannya sekarang tidak lurus ke atas, melainkan menggembung di tengah. "Ini mengindikasikan ada lava yang telah mengeras dan sulit ditembus," katanya.
Semburan abu vulkanis Gunung Agung hari ini tergolong tipis. Ada beberapa daerah yang merupakan pemukiman penduduk terdampak abu.
Sebanyak 209 anggota tim pencarian dan penyelamatan (SAR) gabungan siaga 24 jam di kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Agung. Mereka siap dikerahkan sewaktu-waktu.
Tim SAR gabungan yang siaga di Posko Tanah Ampo dan Posko Aju Rendang masing-masingnya mencapai 33 personel. Pos Aju Selat menyiagakan 53 petugas, Pos Aju Les (31 petugas), dan Pos Aju Asri (13 orang. Mereka dilengkapi kendaraan operasional yang umumnya berupa truk personel.
Kepala Kantor SAR Denpasar, Ketut Gede Ardana mengimbau masyarakat supaya lebih waspada mengantisipasi kondisi cuaca ekstrem beberapa hari terakhir. Hujan yang turun berkepanjangan memungkinkan banjir lahar hujan.
"Masyarakat hendaknya semakin waspada dan mengutamakan keselamatan diri, sehingga jika benar terjadi tidak sampai muncul korban jiwa," kata Ardana.
Kepala PVMBG di Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kasbani mengatakan potensi lahar hujan cukup besar. Ini karena intensitas hujan di Kabupaten Karangasem dan Bali pada umumnya cukup tinggi akhir-akhir ini.
"Kami juga mengamati proses erupsi 21-29 November yang umumnya berupa hujan abu. Jika ini terkena hujan, potensi lahar hujannya masih ada," katanya.
Data terakhir yang diterima dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali menunjukkan jumlah pengungsi Gunung Agung hingga Kamis (7/12) malam mencapai 66.805 jiwa.
Mereka tersebar di 225 titik pengungsian. Jumlah pengungsi terbanyak adalah 39.486 jiwa yang tersebar di 129 titik di Karangasem. Berikutnya pengungsi di Buleleng (10.759 jiwa di sembilan titik), Klungkung (10.160 jiwa di 43 titik), Bangli (987 jiwa di dua titik), Tabanan (676 jiwa di delapan titik), Denpasar (572 jiwa di empat titik), Gianyar (3.366 jiwa di delapan titik), Badung (487 jiwa di lima titik), dan Jembrana (312 jiwa di 17 titik).