Rabu 29 Nov 2017 15:03 WIB

Kondisi Pelabuhan Lembar Masih Tampak Lengang

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Hazliansyah
Nengah Ordi (58) dan Ni Nengah Sari, dua warga Bebandem, Karangasem, Bali sedang didata di posko pendataan pengungsi di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, NTB pada Rabu (29/11). Keduanya memilih mengungsi sementara ke rumah keluarga di Mataram.
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Nengah Ordi (58) dan Ni Nengah Sari, dua warga Bebandem, Karangasem, Bali sedang didata di posko pendataan pengungsi di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, NTB pada Rabu (29/11). Keduanya memilih mengungsi sementara ke rumah keluarga di Mataram.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kondisi penyeberangan di Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) masih berjalan normal. Berbeda dengan Bandara Internasional Lombok yang menerapkan sistem buka-tutup menyusul erupsi Gunung Agung di Bali, jalur penyeberangan yang menghubungkan Pelabuhan Lembar menuju Pelabuhan Padangbai di Bali masih berjalan seperti biasanya.

Pantauan Republika.co.id, kondisi di Pelabuhan Lembar pada Rabu (29/11) pukul 15.30 Wita masih tampak lengang. Tak terlihat adanya lonjakan penumpang baik yang datang maupun yang hendak berangkat ke Bali. Mayoritas kendaraan yang tiba maupun hendak pergi ke Bali merupakan kendaraan besar mengangkut barang seperti truk.

Meski begitu, kesiapsiagaan penuh dilakukan Pemerintah Provinsi NTB, melalui Dinas Sosial NTB yang telah mendirikan posko pendataan pengungsi erupsi Gunung Agung sejak Ahad (26/11) pagi tepat di sebelah pintu masuk Pelabuhan Lembar. Bersebelahan dengan pos dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, dan juga Polres Lombok Tengah.

Ketua Forum Tagana NTB, Amran mengatakan, posko pendataan pengungsi Dinsos NTB beroperasi penuh selama 24 jam, dengan enam personel Tagana setiap harinya.

"Posko ini sebagai pendataan bagi pengungsi dari Bali, agar memudahkan koordinasi dan juga bantuan yang akan didistribusikan nantinya," ujar Amran di Pelabuhan Lembar, NTB, Rabu (29/11).

Amran melanjutkan, posko ini juga menyediakan minuman dan makanan bagi para pengungsi yang belum sempat sarapan saat menempuh perjalanan laut. Amran menyebutkan, para pengungsi biasanya langsung menuju rumah keluarga di Lombok.

"Banyak juga yang dijemput keluarganya," lanjut Amran.

Meski begitu, Dinsos NTB menyiapkan satu unit mobil yang siap mengantarkan pengungsi ke rumah keluarga mereka di Lombok.

"Personel kita standby 24 jam antar pengungsi ke rumah keluarga jika mereka tidak dijemput atau tak bawa kendaraan," kata Amran menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement