REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) mengadakan pelatihan pada pengusaha kulit Garut, Jawa Barat dalam pengelolaan manajerial keuangan perusahaan. Pelatihan bertujuan membuat para pengusaha mampu mengakses permodalan dari perbankan.
Direktur Akses Perbankan Bekraf Restog Krisna Kusuma mengatakan pengembangan usaha produk unggulan daerah sering terbentur akses perbankan. Padahal, menurutnya kualitas produk lokal seperti kerajinan kulit asal Garut mampu bersaing dengan produk negara lain.
"Kalau soal Garut, sebenarnya kami bukan mengajari soal kerajinan kulitnya ke pengrajin, namun lebih membantu akses netwoking perbankan agar lebih bankable," katanya setelah pembukaan Kelas Manajemen Keuangan Usaha bagi UKM kreatif di Garut, Rabu (20/09).
Restog menyebut berbagai kendala menghambat para pelaku industri UMKM memperoleh akses perbankan. Misalnya, aspek legalitas usaha yang belum ada atau pengelolaan manajerial keuangan kurang tertata. "Makanya adanya pelatihan ini, kami harapkan seluruh perusahaan ekraf lebih bankable sehingga layak berdasarkan penilaian perbankan," ujarnya.
Ia berharap lewat semakin banyaknya akses permodalan yang diberikan maka produk lokal mampu bersaing ke level pusat internasional. "Tahun ini target ekonomi kreatif terhadap PDB nasional sekitar 8-9 persen secara nasional," ucapnya.
Tercatat sampai 2015 lalu, terdapat sekitar 15 juta tenaga kerja yang menggantungkan hidup di sektor ekonomi kreatif. Sedangkan soal pendapatan nasional, sektor ekonomi kreatif mulai memberikan sumbangsih hingga 7,1 persen terhadap pendapatan nasional. "Memang target presiden bisa tembus 12 persen hingga 2019 mendatang, sedangkan tahun ini sudah di angka 8-9 persen terhadap pendapatan, kita terus berupaya," tuturnya.