Rabu 20 Sep 2017 15:46 WIB

Bantuan Rohingya Gelombang Tahap Dua Mulai Diberangkatkan

Rep: Debbie Sutrisno‎/ Red: Bayu Hermawan
Pengiriman bantuan untuk Rohingya di Bangladesh (ilustrasi).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Pengiriman bantuan untuk Rohingya di Bangladesh (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua pesawat Hercules mulai diberangkatkan dari bandara Halim Perdanakusumah. Pesawat ini membawa bantuan kemanusiaan yang akan diberikan kepada masyarakat Rohingya di Myanmar.

Koordinator Lapangan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Yolak Dalimunthe mengatakan, bantuan ini masuk dalam gelombang tahap kedua. Sebelumnya pemerintah telah memberangkatkan dua pesawat pada gelombang dua ini ke Chittagong, Bangladesh.

"Untuk dua pesawat ini akan kita kirimkan ke Myanmar. Membantu masyarakat Rohingya yang ada di sana," kata Yolak di Bandara Halim Perdanakusumah, Rabu (20/9).

Dua pesawat yang akan berangkat mengangkut 19,5 ton barang bantuan. Bantuan yang dibawa diantaranya makanan siap saji sebanyak 2.000 paket, kemudian makanan untuk ibu hamil dan balita sebanyak lima ton, berbagai obat-obatan yang dikirim dari Kementerian Kesehatan sebenya satu ton, 20 tenda, dan selimut 7.000 helai.

Sebelumnya, Staf Ahli Hubungan Antar Lembaga Kementerian Luar Negeri Salman Al-Farisi mengatakan, masyarakat Rohingya sebenarnya masih banyak yang berada di sekitar Rakhine State. Bahkan terdapat 300 lebih desa yang menampung masyarakat Rakhine dan Rohingya. Walaupun tidak semua masyarakat yang berada di 300 desa ini lari ke Bangladesh. Hanya ada sekitar 350 ribu orang dari 1,6 juta warga Rohingya yang memilik masuk ke Bangladesh.

"Jadi sebetulnya masih banyak pengungsi yang ada di Rakhine State yang membutuhkan bantuan. Cuman tempatnya di sana memang tersebar tidak terpusat di satu kawasan," kata Salman Al-Farisi ditemui usai rapat koordinasi di Halim Perdanakusumah, Selasa (19/9).

Salman menuturkan, selain masyrakat Rohingya yang mengungsi dan mengalami tekanan dari pemerintah dan militer Myanmar, sebenarnya ada juga masyarakat Buddhis yang ikut mengungsi. Jumlah pengungsi yang masih banyak di sekitar Rakhine State ini lah yang harus dibantu pula oleh pemerintah Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement