Selasa 19 Sep 2017 12:31 WIB
Ditangkap Sebelum Kedatangan Presiden Jokowi

Pria 'IM' Ini Bawa Air Soft Gun, Sangkur, dan Bom Molotov

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Teroris/ilustrasi
Foto: youtube
Teroris/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Seorang terduga teroris, IM (31 tahun), warga Kabupaten Majalengka, yang ditangkap sesaat sebelum kedatangan Presiden Joko Widodo di Bandara Cakrabuana Penggung, Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Senin (18/9), masih menjalani pemeriksaan oleh aparat keamanan. Sejumlah barang bukti juga turut diamankan.

 

"Barang bukti ada air soft gun, pisau komando, bom molotov dari botol minuman energi yang diberi sumbu dan di dalamnya kemungkinan bensin, ada lima (bom molotov)," kata Kapolres Cirebon Kota, AKBP Adi Vivid Agustiadi Bachtiar, saat menggelar jumpa pers di Mapolres Cirebon Kota, Senin (18/9) pukul 23.30 WIB.

 

Adapun kronologis penangkapan itu terjadi saat menjelang kedatangan presiden ke Bandara Penggung Kota Cirebon, Senin (18/9) sekitar pukul 14.30 WIB. Kepolisian menerima informasi dari masyarakat tentang adanya satu orang yang mencurigakan.

 

Polisi lantas menerjunkan Special Respons Team yang dipimpin langsung oeh kapolres menuju lokasi dan langsung mendatangi terduga teroris tersebut. Saat polisi melakukan penggeledehan, di dalam ransel milik terduga teroris ditemukan air soft gun, dan sangkur.

 

Tak berhenti sampai di situ, polisi kemudian melakukan penggeledehan ulang di salah satu warung kopi di sekitar Bandara Cakrabuana Penggung, yang menjadi lokasi penangkapan terduga teroris. Hasilnya, di bawah tempat duduk terduga teroris di warung kopi tersebut ditemukan bom molotov.

 

"Hasil pemeriksaan sementara, yang bersangkutan (terduga teroris) bilang itu untuk jaga-jaga," kata Adi.

 

Mengenai motif pelaku, Adi menyerahkan, sepenuhnya kepada Densus 88. Begitu pula saat ditanyakan asal jaringandari terduga teroris tersebut, dia mengaku, belum bisa menyampaikannya.

 

"Dari hasil komunikasi dengan terduga teroris, dia menyatakan, yang dia pelajari adalah apabila kita atau suatu negara tidak menjalankan syariat Islam, maka tidak hanya polisi, tapi juga seluruh aparat pemerintah adalah thogut," ujar Adi.

 

Adi menambahkan, selain barang-barang berbahaya yang telah disebutkannya, polisi juga menemukan surat ajakan jihad dari pelaku yang sehari-hari bekerja sebagai sales obat tersebut. Adapun isinya, wahai para mujahidin, dimanapun kalian, belalah saudara-saudara daulahkalian semampu kalian. "Jadi, ini imbauan untuk jihad fisabilillah, di jalan mereka," tandas Adi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement