Selasa 19 Sep 2017 08:13 WIB

Maskapai Agar Jauhi Jalur Penerbangan Sekitar Gunung Agung

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andi Nur Aminah
Polisi dan warga memantau aktifitas Gunung Agung di Pos Pemantauan Desa Rendang, Karangasem, Bali, Jumat (15/9).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Polisi dan warga memantau aktifitas Gunung Agung di Pos Pemantauan Desa Rendang, Karangasem, Bali, Jumat (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Airnav Indonesia meminta seluruh maskapai penerbangan untuk menghindari terbang di area sekitar Gunung Agung, Karangasem. Ini untuk mengantisipasi kondisi terburuk jika terjadi erupsi gunung suci umat Hindu Bali tersebut setelah dinaikkan statusnya dari waspada ke siaga.

Status Gunung Agung sekarang di level tiga atau siaga per Senin (18/9) malam, pukul 21.00 WITA. Communication and Legal Section Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim mengatakan otoritas bandara hari ini akan menggelar rapat dengan seluruh pemangku kepentingan terkait kondisi terbaru ini. "Debu vulkanik Gunung Agung memang masih belum tampak dan arah angin masih aman ke arah bandara. Namun, kami tetap siaga dan melakukan pemantauan lapang secara fisik, jika debu vulkanik turun ke area bandara," kata Arie, Selasa (19/9).

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mendapati asap kawah utama terlihat dengan ketinggian maksimum 50 meter dari atas puncak Gunung Agung, bertekanan lemah dengan warna putih berintensitas tipis. Tim pemantau juga melihat percikan api pascagempa sekitar pkul 19.02 WITA.

Gunung Agung pernah mengalami dua kali erupsi serius. Pada 12 Maret 1963 terjadi erupsi setinggi delapan hingga 10 kilometer (km) disertai aliran piroklastik yang menghancurkan beberapa desa di sekitarnya, disusul aliran lahar yang menewaskan 1.100 jiwa. Erupsi kedua terjadi 27 Januari 1964 dan menyisakan kawah berdiameter 500 meter dan dalam 200 meter.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, Dewa Indra mengatakan masyarakat harus mengikuti arahan dari pemerintah. Masyarakat dan wisatawan dilarang beraktivitas pada radius tiga kilometer dari kawah Gunung Agung. Peringatan dini merupakan langkah pemerintah dalam penanggulangan kebencanaan untuk mengurangi risiko akibat bencana.

"Masyarakat terutama yang berada dii kawasan rawan bencana Gunung AGung, tetap tenang dan tidak usah panik. Ikuti arahan resmi pemerintah. Informasi yang berkembang dari sumber tak jelas dihadapi dengan mencari informasi dari sumber resmi," katanya.

Pemerintah Kabupaten Karangasem terus berkoordinasi dengan instansi terkait. Tempat kesiapsiagaan relatif aman sudah ditentukan. Rencana evakuasi warga, inventarisir kebutuhan, bak personel, peralatan, dan dukungan keuangan juga ditentukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement