REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu meninjau kesiapan turret dalam mendukung medium tank pertama buatan dalam negeri hasil pengembangan bersama FNSS Turki pada acara sarasehan industri pertahanan di PT Pindad, Bandung, Senin (18/9).
Ryamizard meninjau secara langsung kesiapan perkembangan tank medium beserta turret 105 mm kerja sama dengan CMI Defense Belgia. Sarasehan itu juga dihadiri oleh direktur utama beserta direksi dari industri strategis dan swasta.
Proyek medium tank adalah program negara yang termasuk pada Tujuh Pengembangan Strategis Kemenhan. Proyek medium tank dimulai pada 2015, dan pada 5 Oktober 2017 nanti akan tampil dalam puncak perayaan HUT ke-72 TNI di Cilegon.
Ryamizard dalam sambutanya mengatakan, pengembangan ini merupakan wujud konkret dari upaya untuk membangun kemandirian industri pertahanan dalam memenuhi kebutuhan alutsista TNI. "Langkah ini juga untuk menjawab tantangan ke depan yang semakin berat dan kompleks. samping itu, ini juga merupakan wujud nyata dari bela negara segenap insan teknologi yang diwadahi dalam industri pertahanan," ujar Ryamizard.
Dia pun tidak ingin Indonesia kalah dan gagal dalam persaingan modernisasi, yang pada gilirannya dapat mengancam eksistensi dan keutuhan negara Republik Indonesia. "Karena dalam persaingan globalisasi, yang kuat keluar sebagai pemenang dan menjadi pemimpin serta pasti akan menjajah, sementara yang lemah akan kalah dan menjadi pecundang dan akan terus terjajah," kata Ryamizard.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose mengapresiasi dukungan Menhan yang terus mendorong industri pertahanan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan alutsista negara.
"Sarasehan ini merupakan atensi dari Menhan terhadap perkembangan terkini dari kesiapan indhan khususnya BUMNIS dalam mendukung alutsista TNI dan Polri. Pindad merancang medium tank ini untuk melengkapi dan memenuhi kebutuhan alutsista dalam menjaga kedaulatan NKRI,” ujar Abraham.