REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya tetap membuka kawasan Gunung Galunggung untuk wisata usai peristiwa longsor di areal kawah pada Sabtu, (16/9). Pemkab Tasik menilai peristiwa tersebut tak menjadi alasan ditutupnya kawasan wisata.
Bupati Tasik Uu Ruzhanul Ulum ikut meninjau lokasi longsor pada Senin, (18/9). Dalam tinjauannya, Uu memastikan wisatawan tetap diperbolehkan datang ke kawasan gunung Galunggung.
"Kami tidak bisa tentukan ditutup atau tidak, karena ini kejadian tidak biasa, harus ada masukan dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Sejauh ini kami belum melarang wisatawan, silahkan saja," katanya pada wartawan.
Tetapi dalam hal evaluasi pasca longsor, ia mengatakan Pemkab wajib berkoordinasi dengan PVMBG supaya peristiwa serupa di kemudian hari dapat ditangani lebih baik. Sebab menurutnya pengetahuan Pemkab, khususnya BPBD Kabupaten Tasik tentang longsor di areal gunung terbatas.
"Pemda terbatas kemampuannya karena letaknya di gunung, kami enggak paham situasi dan kondisinya, kami minta bantuan tim PVMBG dan SAR. Kami (BPBD) tidak pimpin evakuasi," ujarnya.
Di sisi lain, Uu menerima informasi bahwa terdapat dua warganya yang dikabarkan hilang tertimbun longsor. Menyikapi hal itu, ia menjanjikan pemberian santunan pada keluarga jika keduanya benar menjadi korban tewas atas peristiwa tersebut.
"Diperkirakan ada yang meninggal, tapi belum yakin, meski ada tandanya motor masih disini. Kalau ada kesimpulan kami bisa beri santunan," ucapnya.
Diketahui, korban hilang atas nama Ajat (34 tahun) dan Wahyudi (45) sejak Sabtu (16/9). Korban diduga tengah mencari hewan jenis burung di sekitar areal kawah ketika longsor terjadi Sabtu siang. Hilangnya kedua orang itu makin kuat dengan sepeda motor yang ternyata masih diparkir di kawasan parkir.