Sabtu 16 Sep 2017 16:25 WIB

Penginderaan Jauh untuk Produktivitas Sumber Daya Laut

ilustrasi
Foto: i09.com
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Teknologi penginderaan jauh sangat tepat digunakan untuk mencari, memantau, mengelola, dan memanfaatkan sumber daya kelautan secara berkelanjutan sesuai kondisi geografis Indonesia, kata seorang guru besar.

"Keunggulan teknologi ini dapat mendeteksi benda di bawah permukaan air atau menembus air hingga kedalaman tertentu," kata Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK-IPB) Prof Setyo Budi Susilo dalam orasi ilmiah guru besar IPB, Sabtu.

Ia mengatakan Indonesia merupakan negara maritim, luas laut Indonesia 5,8 juta kilo meter persegi lebih besar dari luas daratan dan memiliki sekitar 17 ribu pulau besar maupun kecil.

Kondisi geografis tersebut, katanya, menjadi tantangan bagi para peneliti baik di lembaga penelitian maupun di perguruan tinggi Indonesia untuk mencari teknologi yang tepat dan relatif efisien. "Saat ini para peneliti telah menggunakan penginderaan jauh sebagai teknologi yang tepat untuk kondisi geografis Indonesia yang seperti itu," katanya.

Ia mengatakan pemanfaatan teknologi ini telah banyak dilakukan di laut Indonesia. Salah satunya deteksi atau pementaan klorofil produktivitas primer, dan pendugaan lokasi penangkapan ikan di laut.

"Penginderaan jaih sinar tampak ini untuk mendeteksi klorofil laut ini juga dikenal sebagai ocean color," katanya.

Menurutnya, penginderaan jarak jauh untuk menduga sebaran konsentrasi klorofil telah berkembang seiring dengan berkembangnya berbagai sensor satelit yang semakin sempurna, dengan resolusi spasial dan resolusi spektral yang semakin tinggi.

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa konsentrasi klorofil di laut merupakan indikator yang sangat kuat konsentasi fitoplankton dan berarti juga indikator ketersediaan sumber pakan alami bagi semua fauna yang ada di laut.

"Fitiplankton itu sumber pakan alami awal dalam rantai makanan di laut," katanya.

Setyo menambahkan penginderaan jauh tidak dapat atau tidak efektif digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikan laut secara langsung. Karena, ikan atau kelompok ikan sangat dinamis bergerak. "Penelitian indera jauh sinar tampak memang tidak memberikan luaran komoditi yang siap pakai atau siap konsumsi. Namun, luaran penelitiannya mempunyai dampak besar bagi pemahaman kita tentang peran laut Indonesia," kata Setyo.

Secara rinci Setyo memaparkan peran teknologi Inderaja melalui orasi guru besar IPB dengan judul "Pemanfaatan dan Prospek Pengembangan Penginderaan Jauh (Indraja) Sinar Tampak Kelautan untuk Produktivitas Premier Laut".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement