REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Badan Sosialisasi Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Edhy Prabowo menyatakan, outbound adalah salah satu metode dari sekian banyak metode MPR dalam menyosialisasikan empat pilar. Kegiatan sosialisasi empat pilar ini telah dilakukan MPR RI sejak 2012.
Dulu, sosialisasi empat pilar, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dilakukan oleh tim kecil yang dikenal sebagai Tim Kerja Sosialisasi beranggotakan 80 orang.
"Tapi, sekarang, 692 anggota MPR diberi kesempatan untuk terus melakukan sosialisasi empat pilar di seluruh Indonesia," ujar politikus Gerindra dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (16/9).
Lebih lanjut Edhy mengingatkan, tidak ada take it for granted tentang Pancasila dan konsitusi tidak terganggu. Di tengah perubahan zaman begitu cepat, teknologi yang tak pernah terhenti melahirkan perkembangan baru, dan siapapun tak pernah tahu apa yang akan terjadi lima tahun ke depan. "Maka itu, MPR tidak akan pernah berhenti melakukan kegiatan sosialisasi ini," ujarnya.
Edhy menunjuk contoh yang baru saja terjadi di Kendari, Sulawesi Tenggara, ditemukan lebih dari 50 anak sekolah dasar (SD) meninggal dunia karena mengonsumsi obat, jenis PCC. Dan, ia yakin tidak hanya itu saja yang akan dihadapi. "Seperti paham atau aliran kepercayaan terus berkembang, masuk ke Indonesia," kata dia.
Untuk menghadapinya, lanjut Edhy, cara-cara konvensional tidak akan kuat, bahkan dengan militer yang terkuat di dunia pun ia yakin tidak akan kuat. "Jadi, untuk menghadapinya tidak lain dengan cara mendekati hati rakyat atau hati masyarakat kita,'' jelas dia. "Karena inilah cara-cara persuasif yang paling mujarab dan ampuh."
Putra asal Sumatra Selatan ini, memastikan, MPR akan terus melakukan sosialisasi empat pilar. Selain dengan metode outbound, juga dengan metode lainnya, termasuk dengan seni budaya, seperti wayang atau pun kesenian Dulmuluk di Sumatra Selatan.