Jumat 15 Sep 2017 18:44 WIB

Presiden Usulkan Fakultas Online Store

Joko Widodo
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Presiden Joko Widodo mengusulkan adanya fakultas "online store" (toko dalam jaringan) agar dapat mengantisipasi kompetisi global.

"Fakultas ekonomi itu jurusannya dari dulu jurusan manajemen, ekonomi pembangunan, Akuntasi, di mana-mana ada tiga itu, padahal sekarang itu kalau jualan sudah 'online store', kenapa tidak ada fakultas manajemen 'toko online'? Kenapa tidak ada fakultas 'coffee shop'?" kata Presiden Joko Widodo di lapangan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Kalsel, Jumat (15/9).

Padahal menurut Presiden, saat ini dibutuhkan jurusan-jurusan yang lebih menjawab kebutuhan di tengah persaingan global. "Sejak 30 tahun yang lalu, saya tahunya (fakultas) itu terus, kenapa tidak ada fakultas media sosial? Mestinya ada faktultas medsos, jurusan 'meme', ada kebutuhan yang namanya logistik 'retail management', itu salah satu," tambah Presiden.

Tidak kalah Presiden Joko Widodo juga mempromosikan lowongan belasan ribu pegawai negeri sipil yang dibuka pada bulan ini. "Pemerintah melakukan rekrutmen PNS banyak sekali, kalau mau daftar cepat-cepat daftar, baik di Kementerian Keuangan banyak sekali, Kementerian Hukum banyak sekali, kementerian-kementerian yang lain banyak sekali, juga di BUMN. Info kemarin ada 17 ribu lowongan pekerjaan BUMN yang bisa dimasuki anak-anak kita terutama Universitas Muhammadiyah Banjarmasin cepat-cepat yang sudah lulus, kalau belum (lulus) mau daftar bagaimana?" ungkap Presiden.

Pendaftaran calon pegawai negeri sipil (CPNS) secara online periode kedua untuk 61 instansi, yakni 30 kementerian, 30 lembaga negara, dan satu pemerintah daerah, yakni Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, dibuka mulai Senin (11/9) hingga Senin (25/9). Presiden juga kembali mengingatkan mengenai pentingnya pembangunan infrastruktur sebagai dasar dan selanjutnya pembangunan sumber daya manusia.

"Ini kita kalah dari Singapura, Malaysia, Vietnam, kalau tidak kita kejar kita kalah dengan negara-negara lain, kita negara besar jangan kita tidak ingat itu," tambah Presiden.

Selanjutnya Presiden juga mengungkapkan alasan pentingnya mengajak negara-negara Timur Tengah untuk berinvestasi di Indonesia. "Kenapa saya berkata Afghanistan, Iran, Kuwait, Yaman investasi ke Indonesia karena kita ingin keseimbangan agar investasi-investasi dari Timur Tengah juga masuk ke Indonesia. Jangan sampai negara ini karena tidak ada keseimbangan yang investasi dan hanya investasi dari Korea Selatan, Jepang, Singapura, Cina, Amerika, Eropa. Makin banyak, semakin seimbang, semakin baik. Kalau ada apa-apa dengan Jepang, Cina, kita masih punya yang lain, kalau ada apa-apa dengan Korsel kita masih punya yang lain," tegas Presiden.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement