REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi 27 titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan di tujuh provinsi di Pulau Sumatra, Rabu (13/9). "Titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen terpantau di tujuh provinsi di Sumatra," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru Slamet Riyadi di Pekanbaru, Rabu.
Ia merincikan dari 27 titik panas yang terpantau satelit Terra dan Aqua tersebut mayoritas terpantau di Sumatra Selatan dengan 14 titik.
Selanjutnya titik panas terpantau di Sumatera Barat lima titik, Bangka Belitung tiga titik dan Jambi dua titik.
Selain itu, titik panas turut terpantau di Sumatra Utara, Bengkulu dan Riau masing-masing satu titik. Di Riau titik panas terpantau di Kabupaten Bengkalis, tepatnya di Kecamatan Rupat dengan tingkat kepercayaan diatas 55 persen.
Secara umum, Slamet menjelaskan cuaca di Riau cerah berawan sepanjang hari dengan potensi hujan ringan terjadi di sejumlah kabupaten kota.
Keberadaan titik panas di wilayah Sumatera dan khususnya di Provinsi Riau cenderung menurun sepanjang September 2017. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau menyatakan saat ini terjadi peralihan cuaca antara musim kemarau menjadi musim hujan.
"Kita terus mengantisipasi peralihan musim tersebut, meski kita juga turut masih siaga Karhutla," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau, Jim Gafur. Saat ini Provinsi Riau masih dalam status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan. Status yang ditetapkan sejak awal 2017 itu akan berakhir pada November mendatang.