REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menjelaskan, tantangan yang pasti dihadapi para petani adalah berkurangnya lahan yang setiap tahun semakin menyempit. Berkurangnya lahan pertanian tersebut tiada lain untuk memenuhi kebutuhan perumahan dan industri, dikarenakan jumlah masyarakat yang semakin banyak.
Guna mengatasi masalah tersebut, lanjut pria yang akrab disapa Gus Ipul itu, solusinya adalah harus ada bibit unggul dan teknologi tepat guna untuk pertanian. Sehingga, sekalipun lahan berkurang, hasil panen tetap melimpah.
"Ke depan harus dilakukan inovasi dan kreativitas bagaimana caranya bisa mendapatkan dan memperoleh bibit unggul, sekaligus menemukan teknologi tepat guna yang canggih untuk pertanian," kata Gus Ipul saat mengikuti gerakan tanam dan panen raya jagung di Desa Karang Asem, Kelurahan Pokan, Kabupaten Situbondo, seperti tertulis dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (12/9).
Adapun, cara yang bisa dilakukan menurutnya adalah pemerintah mengajak perguruan tinggi serta pihak swasta mengadakan dan melakukan penelitian serta riset. Hasilnya, akan menghasilkan atau menemukan bibit unggul baru yang tahan hama serta memiliki masa tanam yang pendek, tapi hasil produksinya tinggi.
"Yaitu dengan waktu tanam tidak terlalu lama tapi hasil yang diperoleh meningkat. Contohnya, kalau sebelumnya tanam jagung dengan masa tanam 110 hari baru panen dan sekarang 90 hari sudah panen," terang Gus Ipul.
Begitu juga dengan tehnologi tepat guna yang canggih, menurutnya harus diperhatikan agar ongkos yang dikeluarkan petani tidak mahal. Karena, kalau menanam jagung dengan menggunakan alat atau mesin tepat guna, otomatis ongkos bisa ditekan karena tidak banyak menggunakan tenaga manusia.
"Ongkos bisa ditekan, hasil produksi terus meningkat, otomatis pendapatan dan penghasilan petani bertambah serta kualitas hidupnya pun akan semakin baik dan sejahtera," tambah Gus Ipul.