Senin 11 Sep 2017 16:10 WIB

Bulan Depan, Pembangunan Kawasan Strategis Stasiun Bogor Dimulai

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Gita Amanda
Calon penumpang kereta api Commuter Line antre masuk stasiun Besar Bogor, di Kota Bogor, Jabar, Ahad (19/7).   (Antara/Jafkhairi)
Calon penumpang kereta api Commuter Line antre masuk stasiun Besar Bogor, di Kota Bogor, Jabar, Ahad (19/7). (Antara/Jafkhairi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah akhirnya akan memulai pembanguna kawasan strategis dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) di Stasiun Bogor mulai depan. Setelah penandatanganan nota kesepakatan kawasan TOD di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Senin (11/9) pembangunan tersebut akan dimulai pada 5 Oktober 2017.

Menteri BUMN Rini Soemarno tak lama menargetkan pembangunan kawasan strategis tersebut selesai. “Insya Allah, peletakan batu pertama 5 Oktober dan bisa selesai sebelum tanggal 5 Oktober 2019. Semoga Allah SWT meridhoi untuk membuat Bogor nyaman dan aman,” kata Rini di Kementerian BUMN, Senin (11/9).

Rini melihat jumlah penumpang dari Kota Bogor memang paling banyak yang menuju Jakarta. Hal itu membuatnya merasa Bogor menjadi titik penting untuk Jakarta maupun bagaimana kota hujan itu manata transportasi publiknya.

Terlebih, Rini mengingat kota tersebut juga menjadi lokasi tempat tinggal Presiden Joko Widodo. “Tentunya kita semua punya tanggung jawab juga untuk bagaimana Kota Bogor menjadi lebih nyaman dan aman,” jelas Rini.

Rini menegaskan akan terus mendorong sinergi BUMN untuk mewujudkan impian banyak orang untuk Kota Bogor yang aman dan nyaman. Begitu juga dengan pengelolaan transportasi publik yang efisien.

Dia memastikan, pembangunan kawasan strategis di  Stasiun Bogor tidak hanya dibuat di satu titik itu saja. “Tentunya dengan komitmen bikin halte di Sukaresmi dan halte di Sukaresmi (Bogor),” kata Rini.

Menurut Rini, pembangunan halte di Stasiun Sukaresmi juga bisa mengurai jumlah penumpang yang akan naik dari Stasiun Bogor. Sebab, penumpang juga bisa naik dari Stasiun Sukaresmi juga untuk menuju Jakarta.

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi membangun kawasan strategis tersebut. Sebab Bima menilai semua pengerjaan tersebut memang membutuhkan percepatan.

Bima menyatakan tidak menutup kemungkinan akan terjadi penumpukan luar biasa di Stasiun Bogor jika tidak diantisipasi dari sekarang. “Mengingat Bogor juga menjadi pusat aktifitas pemerintah kemudia arus penumpang KRL semakin tinggi. Kalau ini tidak ditata percuma,” ujar Bima di Kementerian BUMN.

Dia menegaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sudah mengalokasikan banyak kegiatan untuk menata Stasiun Bogor dan juga Sukaresmi yang sudah dibebaskan lahannya. Tinggal nantinya, kata Bima, bagaimana Pemkot, kemeterian terkait, dan Waskita mengaturnya.

Bima memastikan lahan untuk kawasan strategis di Stasiun Bogor sekitar 15 hektare. Sementara di Stasiun Sukaresmi letaknya akan berada di tengaj Stasiun Cilebut dan Bogor memiliki luas tanah sekitar enam hektare.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement