REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengerjaan jalur Mass Rapid Transit (MRT) Fase II rute Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Kampung Bandan akan melibatkan arkeolog. Cara ini ditempuh untuk memastikan keamanan banyaknya cagar budaya di Kota Tua karena akan menjadi salah satu stasiun yang dilewati.
"Itu memang harus dilakukan dangat berhati-hati. Jadi ada pekerjaan arkeologi dan macam-macam nanti, untuk memastikan pengerjaan aman," kata Direktur Utama PT MRT William Sabanar kepada Republika.co.id, Ahad (10/8).
William mengatakan, PT MRT saat ini masih melakukan basic engineering design (BED) untuk memfinalisasi hal teknis terkait pengerjaan jalur MRT. Proses ini berjalan bareng dengan pengurusan pendanaan. Setelah disetujui DPRD DKI beberapa waktu lalu, kata dia, proses itu sedang berjalan.
Total nilai pendanaan yang disetujui oleh DPRD DKI Jakarta untuk rute sepanjang 8,3 kilometer itu adalah Rp 22,5 triliun. Tahapan berikutnya untuk proses pengajuan pendanaan yang dilakukan saat ini adalah ke Kemendagri, Bappenas, dan Kementerian Keuangan, serta pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JAICA).
"Jadi paket pertama itu untuk basic engineering design baru diperkirakan ditenderkan pada Februari atau Maret 2018 dan diperkirakan pelaksanaannya November 2018," ujarnya.
Basic Engineering Design nantinya akan menjadi bagian dari dokumen tender untuk mendapatkan kontraktor di MRT Fase II. Untuk sementara ini, kata William, semua itu masih dipersiapkan.
"Teknis yang bisa dilakukan sekarang adalah perencanaan teknis, pembebasan lahan dan penetapan trase oleh Gubernur DKI," katanya.
Jalur MRT fase II ini, kata William, semuanya beroperasi di bawah tanah. Sepanjang Bundaran HI hingga Kampung Bandan akan ada delapan titik stasiun dan satu depo kereta MRT. Kedelapan stasiun itu yakni, Stasiun Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, Kota, dan Kampung Bandan.
Saat ini PT MRT sedang merampungkan Fase I rute Blok M-Bunderan HI. Pekerjaan untuk Fase I hampir selesai. Setelah itu untuk fase II direncanakan akan mulai pembangunannya pada November 2018 dan diperkirakan selesai pada 2022.