Jumat 08 Sep 2017 20:02 WIB

Tol Padang-Sicincin Ditargetkan Fungsional 2019

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Pembangunan Jalan Tol/Ilustrasi
Foto: Republika
Pembangunan Jalan Tol/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pembangunan tahap pertama jalan tol yang menghubungkan Padang di Sumatra Barat dan Pekanbaru di Riau bakal mulai dilakukan pada 2018 mendatang. Dalam pembangunan tahap pertama tersebut, ruas jalan tol yang terbangun akan menghubungkan Kota Padang dengan Sicincin, Kabupaten Padang Pariaman.

Targetnya, ruas Padang-Sicincin bisa fungsional pada 2019 mendatang. Sebetulnya Pemerintah Provinsi Sumatra Barat ingin agar pembangunan tahap awal bisa tembus ke Bukittinggi. Namun, permintaan ini masih dikaji Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno menjelaskan, jalan tol Padang-Pekanbaru nantinya dibangun tiga tahap. Tahap pertama adalah ruas Padang-Sicincin, kedua adalah ruas Pekanbaru-Bangkinang, dan terakhir menghubungkan ruang tengah antara Sicincin-Bangkinang.  Pemerintah dan pelaksana proyek, PT Hutama Karya, menargetkan ruas pertama Padang-Sicincin dengan panjang kurang lebih 50 km bisa fungsional pada 2019 mendatang. Total biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan ruas Padang-Sicincin sebesar Rp 6-7 triliun.

"Kabupaten dan Kota yang dilalui tol harus kooperatif dalam pembebasan lahan. Soal anggaran tak perlu risau. Pusat sudah sediakan, lewat LMAN (Lembaga Manajemen Aset Negara) dan pinjaman JICA (Badan Kerja Sama Internasional Jepang)," ujar Irwan dalam rapat koordinasi pembangunan tol Padang-Pekanbaru, Jumat (8/9).

Irwan menyebutkan, pihaknya masih harus menunggu dokumen perencanaan pengadaan lahan yang disusun oleh PT HK dan Kementerian PUPR, untuk selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam pembebasan lahan. Penentuan trase jalan pun masih menunggu finalisasi dari pemerintah pusat. Paling tidak, dokumen pembebasan lahan baru akan diserahkan PT HK kepada Kementerian PUPR pada Februari 2018 mendatang.

"Tolong habis ini Bupati langsung rapat, bikin tim. Pertama harus sosialisasi. Soal ganti rugi tak masalah. Berapa uangnya nunggu appraisal. Tugas kita urusan lahan saja, kalau dokumen sebagian dari kita sudah disiapkan," ujar Irwan.

Sementara itu, Manajer Senior Bagian Teknik PT Hutama Karya, Dinny Suryakencana mengungkapkan bahwa pihaknya telah memanggil konsultan untuk bisa mengebut pengerjaan perencanaan pengadaan tanah dan penentuan trase. Awal 2018 mendatang, ujarnya, dokumen final tentang trase ini bisa diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Sumatra Barat. "Tapi tahap pertama yang digarap adalah Padang-Sicincin ya. Untuk kelanjutannya masih ada kajian karena akan masuk pendanaan dari JICA yang dua minggu lalu sudah ke sini," ujar dia.

Datangnya JICA ke Indonesia dua pekan lalu, membuat rencana trase berubah dari yang sebelumnya pembangunan tol tanpa terowongan, kini direncanakan akan dibangun sejumlah terowongan. Pembangunan terowongan yang diyakini memangkas panjang tol yang harus dibangun ini sekaligus mengubah perencanaan trase. "Jepang kemungkinan akan menggunakan teknologi terowongan. Trase awal akan berubah," katanya.

Pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru direncanakan akan menelan biaya hingga Rp 70 triliun. Pembangunan jalur tol ini mengacu pada Peraturan Presiden nomor 58 tahun 2017 tentang Program Strategis Nasional Bidang PUPR. Bila pembangunan ruas tol ini rampung, maka jarak Padang-Pekanbaru bisa ditempuh dalam waktu 3-4 jam saja. Saat ini masyarakat masih harus menempuh jalur berliku dengan lama perjalanan 9-10 jam untuk menuju Pekanbaru dari Padang, atau sebaliknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement