Jumat 08 Sep 2017 15:39 WIB

Persempit Ruang Hoaks Melalui Literasi

Rep: Taufiq Alamsyah Nanda/ Red: Andi Nur Aminah
Aneka buku dipajang oleh stand saat Indonesia International Book Fair (IIBF) 2017 di Balai Sidang Jakarta, Rabu (6/9).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Aneka buku dipajang oleh stand saat Indonesia International Book Fair (IIBF) 2017 di Balai Sidang Jakarta, Rabu (6/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Ketua Panitia Indonesia International Book Fair Husni Syawie mengatakan, budaya literasi harus ditumbuhkan untuk melawan informasi palsu alias hoaks. Namun, tingkat literasi tidak niscaya akan memberantas hoaks, tetapi akan mempersempit ruang gerak mereka.

"Saya mau mengatakan, hoaks itu emang dibuat oleh orang yang punya niat buruk. Tapi, akan mudah disebarkan dan diterima dalam kondisi masyarakat yang tertutup dan masyarakat yang kurang membaca," ujar Sekretaris Jenderal Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) tersebut kepada Republika.co.id pada Jumat (8/9).

Budaya membaca, menurut di tidak akan menghilangkan hoaks secara seketika. Tetapi, akan menyulitkan orang-orang jahat untuk membuat hoaks.  "Jadi, jangan beri mereka jalan yang terlalu mudahlah," kata Husni.

Dengan tingkat literasi yang tinggi, hoaks akan berkurang drastis. Orang akan lebih sulit percaya dan lebih hati-hati menyebar informasi.  Maka dari itu, pameran buku seperti IIBF menjadi penting kehadirannya. Untuk mendorong masyarakat agar lebih mencintai buku.

Husni berharap, melalui pameran buku ini kegiatan literasi akan lebih menarik minat masyarakat. IIBF diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan. Acara berlangsung dari tanggal 6-10 September 2017. Selain pameran buku, ada banyak acara menarik. Seperti temu wicara, bedah buku dan pengundian naik haji gratis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement