REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota Bandung merilis hasil survei indeks kebahagiaan yang dilakukan bersama Laboratorium Quality Control Departemen Statistika Universitas Padjadjaran. Hasilnya menunjukkan bahwa Indeks Kebahagiaan Kota Bandung tahun 2017 sebesar 73,42 (sangat bahagia) atau naik 0,15 dari tahun sebelumnya.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan, hasil survei itu merupakan cara Kota Bandung untuk melaksanakan pembangunan yang tepat sasaran. Ia ingin agar program-program pemerintah dijalankan berdasarkan data ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan.
Emil, sapaan akrabnya, mengungkapkan indeks kebahagiaan merupakan standar baru dalam mengukur kemajuan pembangunan. Saat ini, Kota Bandung memang sedang berupaya mengetengahkan program pembangunan yang seimbang antara fisik dan mental.
“Kami sedang mencari pebangunan berbasis mental manusia itu harus dibikin apa. Karena tidak bisa dipukul rata,” kata Emil di Hotel El Royale Bandung, Kamis (7/9) kemarin.
Emil mencontohkan, program akan berbeda berdasarkan kelompok usia atau berdasarkan besaran penghasilan. Program kepada warga miskin akan berbeda dengan program untuk menengah ke atas. Ia juga perlu membedakan program berdasarkan wilayah. “Tadi kan ketahuan Sntapani paling bahagia. Yang paling tidak bahagia Andir. Jadi kesimpulan itulah yang dibutuhkan untuk membuat rekayasa pembangunan,” imbuhnya.
Kendati begitu, Emil tidak menampik bahwa metode ini masih perlu disempurnakan. Dengan demikian, hasil yang didapat akan lebih bisa akurat untuk dijadikan sebagai tolok ukur pembangunan.