REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minat baca perlu ditingkatkan dengan bermacam cara. Dana desa juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan minat baca. Ketua Pustaka Bergerak Indonesia Nirwan Ahmad Arsuka mengatakan kini pemerintah telah menganggarkan sekitar Rp 127 triliun untuk dana desa.
Dia mengatakan, jika diambil 10 persen saja, maka dana untuk program literasi bisa mencapai Rp 12,7 triliun per tahun. Jika setengahnya, atau sekitar Rp 6 triliun, digunakan untuk membeli buku, Nirwan yakin akan terjadi perubahan struktur dalam dunia perbukuan di tanah air.
"Kalau ini terwujud, nanti akan banyak cerita tentang desa itu. Dari sejarah, nama kampung, folklor (dongeng-red), akan banyak," kata Nirwan, di Assembly Hall Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Kamis (7/9).
Menurut Nirwan, cerita-cerita dari daerah asal akan memperkuat ikatan batin seseorang dengan kampung halamannya. Dengan begitu, setiap warga yang pergi, baik untuk menimba ilmu atau bekerja, akan kembali untuk membangun wilayahnya.
"Jumlah desa kan sekitar 80 ribu. Kalau satu desa beli Rp 1 juta buku saja, pengalaman kami bisa dapat 3-4 kardus. Maka akan ada 200-300 ribu paket buku terbang di Indonesia. Dan para relawan dan pustakawan akan punya buku bagus," ujar dia.
Ide ini juga didukung oleh ketua organisasi penulis, Satu Pena menilai ini merupakan ide yang baik. Menurut dia, setiap instansi harus duduk bersama untuk mengatasi masalah-masalah dalam gerakan literasi kita.
"Bagus sekali ide kita menyatukan simpul-simpul tadi," ujar dia.