REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam waktu satu hari, aksi Bumbung Kemanusiaan Pramuka untuk Rohingya Myanmar sudah berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp 21 juta. Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka terus mengajak masyarakat untuk memberikan bantuan untuk para korban kemanusiaan di Rakhine, Myanmar.
"Kami mengajak masyarakat, utamanya Pramuka di manapun untuk ikut gotong-royong mengirimkan dana ke rekening Pramuka Peduli," ujar Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka Bidang Pengabdian Masyarakat dan Siaga Bencana (Abdimasgana), Rangga Wisnu di Jakarta, Kamis (7/9).
Hingga saat ini, jumlah total uang yang sudah terkumpul sebesar Rp 21.650.000. Nantinya, jika sudah terkumpul semua, bantuan tersebut akan diserahkan Kwarnas Gerakan Pramuka kepada pengungsi Rohingya melalui Pramuka Myanmar.
Sementara itu, Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka Bidang Kominfo Luqman Hakim Arifin menyebutkan, bantuan berbentuk uang dapat dikirimkan melalui rekening Pramuka Peduli di rekening BNI: 909010100 Cabang Menteng Jakarta Pusat, atas nama Pramuka Peduli.
Bukan itu saja, bantuan juga bisa dikumpulkan di Kwartir masing-masing, baik itu Kwartir Ranting, Cabang, maupun Daerah. Bantuan yang diterima Kwartir masing-masing itu akan diteruskan ke rekening Pramuka Peduli bila berupa uang. Jika berupa barang, bisa langsung dibawa ke Kwarnas Gerakan Pramuka, Jl. Medan Merdeka Timur No. 6, Jakarta Pusat. "Nah, kalau berbentuk barang, bisa datang ke Kwarnas dan dikoordinasikan dengan Bidang Abdimasgana," lanjut Luqman.
Terkait apa itu Bumbung Kemanusiaan, Andalan Nasional Kwarnas Bidang Abdimasgana Eko Sulistio menyebutkan, itu merupakan istilah di kalangan Pramuka untuk menggalang dana kepedulian untuk tujuan tertentu. Dulunya, aksi tersebut menggunakan media bambu untuk menampung dana yang dikumpulkan.
Menurut Eko, itu merupakan cara unik yang dilakukan Pramuka ketika menghadapi sebuah masalah dan ingin membantu orang. Mereka akan membuat bumbung dari bambu atau sejenisnya, kemudian anggota Pramuka mengumpulkan atau menabung uangnya, dan tidak ada batasan. "Ada yang menyumbang seribu, lima ribu, tergantung kemampuan anggota," ungkap Eko.