REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta mencanangkan Kamis sebagai hari kasih sayang (welas asih). Kebijakan ini, berlaku untuk seluruh pelajar SD dan SMP. Jadi, setiap hari kamis, mereka menyisihkan beras untuk diberikan kepada keluarga tak mampu. Kebijakan ini, merupakan aplikasi dari Perbup Pendidikan Berkarakter.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, kebijakan ini sengaja digulirkan untuk memupuk rasa empati di kalangan pelajar sejak dini. Mereka, harus dibiasakan berbagi dengan sesama. Terutama, pelajar dari kalangan mampu, disarankan untuk menyantuni keluarga tak mampu.
"Setiap kamis, para pelajar akan membawa beras minimalnya satu gelas. Setelah terkumpul, beras itu akan diberikan ke keluarga tak mampu," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Rabu (6/9).
Pemberian beras ini, nantinya akan berkelompok. Setiap kelompok harus mempunyai sasaran rumah tangga yang menjadi target. Rumah tangga yang jadi sasaran itu, bisa di sekitar lingkungan sekolah, lingkungan rumah ataupun di wilayah domisili mereka.
Atau bisa saja, beras yang terkumpul ini diberikan ke sesama pelajar dari keluarga tak mampu. Jadi, dalam satu kelas nantinya ada beberapa kelompok. Dari anggota kelompok itu, akan didata pelajar mana saja yang masuk kategori daftar sasaran. Bila ada, maka beras yang terkumpul bisa diberikan ke pelajar tersebut.
"Jadi, akan ada saudara asuh di setiap kelompoknya," ujar Dedi.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 5 Purwakarta, Rikrik Halimatussadiah, mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi dengan kebijakan hari welas asih ini. Apalagi, SMPN 5 menjadi salah satu sekolah yang pertama kali dituju jadi sasaran sosialisasi.
"Yang sosialisasinya langsung pak bupati. Jadi, anak-anak mendapat pengarahan yang jelas dari bupati," ujar Rikrik.
Dengan adanya kebijakan ini, anak-anak juga merespon positif. Apalagi, di SMPN 5 Purwakarta sudah ada sejumlah kebijakan yang merupakan aplikatif dari Perbup Pendidikan Berkarakter. Salah satunya, setiap rabu anak-anak diharuskan menabung di salah satu perbankan. Tabungan ini, akan dilaporkan menjadi aset kekayaan para pelajar tersebut.