REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Diplomasi kemanusiaan yang sedang dilakukan Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu) Retno Marsudi terkait krisis Rohingya mendapat dukungan dari sejumlah negara. Belanda, Inggris, dan Iran adalah tiga negara di antaranya.
Retno mengungkapkan, sebelum bertolak ke Myanmar pada Ahad (3/9) lalu, ia telah menjalin komunikasi dengan sejumlah pihak, antara lain dengan mantan sekjen PBB Kofi Annan, Menlu Turki Mevlut Cavusoglu, dan penasihat keamanan nasional Myanmar. Menurutnya, menangani masalah yang kompleks seperti krisis Rohingya memang membutuhkan komunikasi dengan banyak pihak.
Dalam perjalanan menuju Yangon, Retno mengaku mendapatkan pesan dari Menlu Belanda Bert Koenders. "Dalam perjalanan menuju Yangon, saat transit di Singapura, menlu Belanda kembali menelepon saya dan mengatakan mendukung upaya yang dilakukan Indonesia (terkait Rohingya)," ujar Retno melalui video yang diterima Republika.co.id dari juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir, Rabu (6/9).
Ketika tiba di Yangon dan menggelar pertemuan di Naypidaw, Retno dihubungi Menlu Iran Javid Zarif. "Intinya sama, memberikan dukungan terhadap upaya diplomasi kemanusiaan yang sedang dilakukan Indonesia saat ini dan menyampaikan bila ada hal yang dapat dibantu, Iran siap membantu," katanya menerangkan.
Ketika masih di Myanmar, Retno juga ditelepon oleh Menlu Inggris Boris Johnson. Dalam komunikasinya, Inggris, kata Retno, mendukung upaya diplomasi kemanusiaan Indonesia dan siap memberi bantuan.
Terkait akses bantuan kemanusiaan untuk Rohingya, Retno mengatakan hal ini harus ia konsultasikan terlebih dulu dengan koleganya di ASEAN. Ia mengungkapkan telah menghubungi beberapa menlu anggota ASEAN, antara lain menlu Malaysia, Laos, Vietnam, dan Singapura.
Sedangkan menlu Thailand dan Filipina selaku ketua ASEAN, kata Retno, masih belum dapat ia hubungi. "Sambil kita melakukan misi kemanusiaan ini, komunukasi dengan berbagai pihak terus kita lakukan," ujarnya.
Retno Marsudi berangkat ke Dhaka, Bangladesh, pada Selasa (5/9), setelah sebelumnya bertemu dengan State Counselor Myanmar, Aung San Suu Kyi, di Naypidaw. Kunjungan Retno ke Bangladesh merupakan bagian dari rangkaian kunjungan untuk membahas krisis keamanan dan kemanusiaan yang kembali melanda negara bagian Rakhine.