Senin 04 Sep 2017 16:31 WIB

Masyarakat Minang Kecam Kekerasan Atas Muslim Rohingya

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ribuan massa terdiri ormas Islam dan komunitas di Kota Bandung menggelar aksi solidaritas terkait tragedi kemanusiaan etnis Rohingya, di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (4/9).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ribuan massa terdiri ormas Islam dan komunitas di Kota Bandung menggelar aksi solidaritas terkait tragedi kemanusiaan etnis Rohingya, di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (4/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Forum Masyarakat Minang (FMM) mengecam kebiadaban Myanmar atas Muslim Rohingya. Senin (4/9) siang, FMM menghadap DPRD Provinsi Sumatra Barat dan menemui Yayasan Buddha Tzu Chi yang dianggap sebagai representasi umat Buddha di Padang.

Ketua Forum Masyarakat Minang Irfianda Abidin mengungkapkan, pihaknya ingin meminta komitmen dari umat Buddha di Padang untuk tetap menjaga perdamaian dan ketegasan sikap atas pembantaian Muslim di Rohingya.

Irfianda menyebutkan, selama ini masyarakat Padang yang multietnis berhasil menjaga kerukunan beragama termasuk dengan umat Buddha. Sejatinya, lanjut Irfianda, umat Muslim di Indonesia tidak bisa meng-generalisir bahwa sikap umat Buddha di Myanmar mendapat restu dari umat Buddha di belahan dunia lain, termasuk Indonesia.

"Makanya kami ke sini untuk dialog-kan dan menanyakan apa sikap Buddha Tzu Chi terhadap kejadian yang menimpa saudara kita di Myanmar," ujar Irfianda saat ditemui usai melakukan dialog dengan pengurus Yayasan Buddha Tzu Chi Padang, Senin (4/9).

Irfianda mengakui bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi merupakan organisasi sosial yang tidak berafiliasi dengan aliran politik tertentu atau bahkan agama tertentu. Hanya saja, menurutnya, setidaknya dialog dan pembahasan tentang Rohingya bisa dilakukan antara umat Muslim dengan perwakilan umat Buddha melalui Yayasan Buddha Tzu Chi.

"Karena awalnya kalau kami langsung datangi vihara, tidak elok. Di UU pun tidak membolehkan tempat ibadah didatangi tanpa izin. Makanya kami ke sini spontan untuk silaturahim untuk satukan zikap dan tanyakan kepedulian," ujar Irfianda.

Setelah melakukan dialog selama kurang lebih 30 menit, pengurus Buddha Tzu Chi Padang berjanji untuk melakukan koordinasi dengan kantor pusat yayasan di Jakarta terkait sikap atas Rohingya. Irfianda juga mengundang Yayasan Buddha Tzu Chi untuk bergabung dalam aksi damai yang akan digelar di Padang pada Jumat (8/9) mendatang.

"Kami menanyakan sikap mereka. Sikap ini harus jelas apakah mendukung, menolak, mengutuk, atau mau ikut dengan kita dalam aksi Jumat depan," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Buddha Tzu Chi Padang Rukiat menyambut perwakilan dari Forum Masyarakat Minang dengan tangan terbuka. Rukiat mengakui bahwa apa yang terjadi di Rohingya patut disayangkan.

Terkait sikap yayasan, ia mengatakan akan berkoordinasi dengan kantor pusat. Alasannya, sebetulnya Yayasan Buddha Tzu Chi merupakan organisasi yang bergerak tanpa ada kecenderungan terhadap agama tertentu. "Ini teman saya semua, saudara saya semua. Saya sendiri Katolik, dan saya pribadi marah dan mengutuk pembantaian di sana. Harapan saya di sana cepat aman dan teratasi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement