Senin 04 Sep 2017 12:10 WIB

Ulama Jabar Mendesak Dihentikannya Pembantaian Rohingya

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Andri Saubani
Forum Ulama dan Tokoh Jawa Barat menggelar aksi unjuk rasa bersama ribuan warga Jawa Barat di halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (4/9).
Foto: REPUBLIKA/Zuli Istiqomah
Forum Ulama dan Tokoh Jawa Barat menggelar aksi unjuk rasa bersama ribuan warga Jawa Barat di halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (4/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Forum Ulama dan Tokoh Jawa Barat menggelar aksi unjuk rasa bersama ribuan warga Jawa Barat di halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (4/9). Dalam aksinya mereka mendesak dihentikannya pembantaian keji atas etnis Rohingya di Myanmar.

Koordinator Forum Ulama dan Tokoh Jawa Barat, Ali Bayanullah Al Hafiz menyatakan tindakan kejam pada kelompok Muslim Rohingnya sudah sangat keji. Kekerasan ini bahkan telah terjadi bertahun-tahun tanpa ada penghentian hingga banyak Muslim Rohingya yang melarikak diri dari Myanmar karena tidak kuat. Namun pembantaian tersebut tak kunjung usai dan tanpa solusi.

"Kami mengutuk keras sikap diamnya para pemimpin Myanmar dan menuntut mereka menghentikan kebiadaban yang dilakukan atas umat Islam Rohingya, sekarang juga," kata Ali.

Menurutnya, Pemerintah Myanmar terlihat tutup mata dan terkedan membiarkan pembantaian tersebut. Padahal di negara tersebut ada tokoh yang terkenal sebagai tokoh perdamaian yakni Aung San Suu Kyi.

Kondisi ini dinilainya sangat menyedihkan karena tokoh tersebut hanya berdiam diri melihat kekerasan terjadi negaranya. Bahkan kekejaman itu semakin menjadi-jadi.

Ali mengatakan, pihaknya mendesak pemimpin-pemimpin negara Muslim bergerak atas insiden yang menimpa saudara sesama warga Muslim. Salah satunya dengan mengirimkan bantuan tentaranya menghadapi pemerintah Myanmar 

"Menuntut kepada para pemimpin negeri-negeri muslim untuk mengirimkan tentaranya menghentikan kebiadaban tentara Myanmar dalam pembantaian umat Islam Rohingya," ujarnya.

Pihaknya juga menuntut agar diputusnya hubungan diplomatik dengan Myanmar serta mengusir Duta besar Myanmar. Hal ini sebagai bentuk protes keras agar pemerintah Myanmar menghentikan pembantaiaj Muslim Rohingya.

Ia menilai momentum ini harus menjadi pengingat untuk mengajak semua pihak makin menyadari bahwa umat Islam harus bersatu. Sehingga dapat melawan pihak-pihak yang ingin menghancurkan Islam.

Keluarga besar Persatuan Islam (Persis) juga dalam aksi unjuk rasa tersebut. Ketua DPW Persis Jawa Barat Iman Setiawan Latief dalam orasinya mengatakan mengutuk kekerasan dan pembantaian etnis Rohingya yang terus dilakukan dan dibiarkan di Myanmar. Tragedi kemanusiaan di Myanmar ini, katanya, melanggar HAM dan harus ditindak tegas oleh PBB dan organisasi internasional lainnya.

"Pembunuhan dan tragedi kemanusiaan yang terjadi di Myanmar merupakan Crime Against Hunanity (kejahatan terhadap kemanusiaan) yang sangat jauh melanggar prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia yang tercantum dalam Declaration of Human Right Perserikatan Bangsa-Bangsa. Oleh karena itu maka PBB dan lembaga dunia lainnya seperti ASEAN dan OKI harus memberikan sanksi keras dan tindakan nyata kepada pemerintah Myanmar," tuturnya.

Mereka pun meminta kepada Pemerintah Bangladesh untuk sementara membuka perbatasannya bagi aliran pengungsi Rohingya yang datang dari Rakhine, Myanmar. Ia pun mengajak masyarakat Muslim untuk mendoakan agar pembantaian tersebut bisa segera dihentikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement