Senin 04 Sep 2017 10:40 WIB

KBI Mengutuk Keras Atas Tindakan Biadab di Rakhine

Rohingya
Foto: AsiaNews
Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluarga Buddhayana Indonesia (KBI) dan Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) mengutuk keras kekerasan yang kembali terjadi di Rakhine, Myanmar. Tindakan yang dilakukan oleh satuan keamanan Myanmar adalah biadab dan pengecut.

Myanmar tidak pantas lagi mengklaim sebagai negara Buddhis. Perbuatan biadab dan pengecut itu akan memetik karma yang sangat berat (Garukha) sehingga mereka akan terlahir di neraka yang paling jahanam (Avicci). Hal tersebut disampaikan oleh KBI dalam acara pernyataan sikap majelis-majelis Agama Buddha di Indonesia terhadap krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar pada akhir pekan lalu di Jakarta.

Pertemuan tersebut dilakukan untuk merespons dan mengutuk kekerasan dan krisis kemanusiaan yang melampaui batas kemanusiaan, di Rakhine Myanmar yang telah terjadi berkali-kali. Demi mendukung agar konflik dan kekerasan ini dapat segera diakhiri, KBI mengimbau agar semua umat Buddha di Indonesia untuk turut bahu-membahu dengan segenap komponen masyarakat dan komunitas lintas agama di setiap daerah untuk mengumpulkan bantuan kemanusiaan guna membantu saudara-saudara kita di Rohingya yang kini mengalami penderitaan luar biasa.

Kemudian mendorong pemerintah agar turut aktif memfasilitasi perdamaian di Myanmar melalui forum ASEAN dan PBB sehingga kekerasan dapat segera dihentikan sehingga tercapai keamanan, perdamaian, dan stabilitas berkelanjutan di Myanmar demi kepentingan umat manusia.

Selain itu, kekerasan dan kejahatan kemanusiaan adalah musuh bersama semua agama. KBI tidak mendukung segala tindak kekerasan atas nama agama apa pun dan di mana pun. KBI mengajak semua komponen masyarakat untuk  bersama-sama memikirkan langkah lanjutan untuk membantu krisis kemanusiaan ini, antara lain dengan turut meringankan beban para pengungsi korban-korban kekerasan tersebut dengan bekerja sama dengan komunitas lintas agama dan pemerintah.

KBI sebagai komponen Agama Buddha Indonesia sejak dahulu hingga sekarang telah mempraktikkan hidup bersama dalam keanekaragaman sebagaimana yang dijadikan semboyan persatuan bangsa: Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa. Karya leluhur yang diwariskan oleh leluhur bangsa Indonesia lewat karya Mpu Tantular ini menjadi panutan umat Buddha yang hidup dengan penuh harmonis dengan agama-agama lain serta semua komponen bangsa lainnya di Indonesia.

Konflik di Myanmar yang melibatkan agama dan etnis sama sekali telah menabrak budaya luhur bangsa dan kehidupan beragama yang telah lama dibangun di Indonesia. Perbuatan jahanam dan pengecut yang dilakukan oleh aparat keamanan Myanmar lebih dari pantas untuk dihukum sebagai kejahatan internasional atas kemanusiaan.

KBI mengharapkan, melalui pernyataan sikap ini dapat menjadi suatu dorongan bagi segenap jajaran KBI untuk terus mendukung segala upaya luhur dengan memberikan bantuan kemanusiaan kepada saudara–saudara di Rohingya, guna meringankan penderitaan korban kekerasan di Rakhine serta turut aktif mendorong terciptanya perdamaian dan keamanan di Rakhine, Myanmar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement