Jumat 01 Sep 2017 18:31 WIB

Menteri Yohana Ajak Mahasiswa Putus Mata Rantai Bullying

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Ilustrasi Stop Bullying
Foto: Foto : MgRol_92
Ilustrasi Stop Bullying

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA) Yohana Susana Yambise, mengajak para mahasiswa untuk memutus mata rantai bullying yang selama ini marak terjadi di masyarakat. Hal tersebut, diungkapkan Yohana dalam kuliah umum yang digelar dalam acara Masa Orientasi Kampus dan Kuliah Umum Tahun 2017 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) "Senarai Asa, Integritas Jiwa, Gelora Pendidikan Indonesia" di Gedung Gymnasium UPI, Kamis (31/8).

"Bullying di sekolah dan kampus masih ada karena kekerasan masih tinggi. Putus mata rantai itu mulai dari rumah, sekolah, dan kampus. Supaya muncul generasi bebas kekerasan," ujar Yohana.

Menurut Yohana, salah satu cara untuk menumpas bullying adalah dengan menciptakan suasana kampus yang ramah mahasiswa. Selain itu, mahasiswa dan dosen juga diharapkan mampu melihat konflik sosial di masyarakat untuk dibawa ke perubahan. "Tidak boleh ada kekerasan psikis atau seksual," katanya.

Mahasiswa, kata dia, harus benar-benar diperhatikan oleh kampus. Apalagi, mahasiswa UPI setelah lulus nanti akan jadi guru. "Tamat menjadi guru, dan di masyarakat harus memberi contoh yang baik," katanya.

Yohana mengatakan, sejauh ini angka kekerasan yang menimpa anak dan perempuan di Indonesia masih cukup tinggi. Namun trend di daerah angka kekerasan termasuk bullying sudah mulai menurun.

Hal tersebut, kata dia, tak lepas dari upaya pemerintah melakukan sosialisasi dan advokasi yang berimbas pada penurunan angka kekerasan. Tak hanya itu pemerintah juga gencar memberi pelatihan pada para penegak hukum agar bisa memberikan sanski berat pada para pelaku dengan berpedoman pada undang-undang.

"Saya sedih setiap ke daerah ada perempuan curhat soal perceraian, perselingkuhan, sampai kekerasan," katanya.

Biasanya, kata dia, yang menjadi korban justru anak-anak. Oleh karena itu, ia berupaya menyelamatkan satu perempuan untuk masa depan generasi selanjutnya. Acara kuliah umum yang digelar sekitar dua jam itu diikuti oleh ribuan mahasiswa baru yang akan memulai masa perkuliahan di sejumlah fakultas di Kampus UPI Bandung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement