Senin 28 Aug 2017 14:08 WIB

Forkommi Malaysia Gelar Seminar Kebangsaan HUT Ke-72 RI

Hidayat Nur Wahid menjadi pemateri pada Seminar Kebangsaan HUT RI 72 Oleh FORKOMMI Malaysia
Foto: dok. Forkommi
Hidayat Nur Wahid menjadi pemateri pada Seminar Kebangsaan HUT RI 72 Oleh FORKOMMI Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID, MALAYSIA -- Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 Republik Indonesia (RI), Forum Komunikasi Masyarakat Muslim Indonesia (Forkommi) di Malaysia menggelar seminar kebangsaan bertemakan "Membangun Indonesia dalam Keragaman dan Kedamaian Menuju Pemerintahan yang Adil, Masyarakat yang Makmur dan Sejahtera". Kegiatan berlangsung pada Ahad (27/8) lalu di ruang pertemuan Masjid Asy Syakirin KLCC, Malaysia.

Secara resmi kegiatan seminar dibuka oleh Stania Puspawardhani selaku perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) sekretaris III Pensosbud untuk Malaysia. "Tujuan dari seminar ini adalah untuk meningkatkan kembali semangat perjuangan mengisi kemerdekaan Indonesia sekaligus mempererat silaturahim diantara warga Indonesia yang ada di Malaysia" ujar Arip Darmawan, Ketua Forkommi Malaysia dalam keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Ahad (27/08).

DR Hidayat Nur Wahid yang dihadirkan sebagai narasumber dalam seminar tersebut membuka presentasi dengan ajakan untuk mensyukuri nikmat kemerdekaan. Ia mengatakan, perjuangan mencapai kemerdekaan RI adalah peristiwa yang sangat penting atas jasa para bapak dan ibu bangsa. Sehingga sebagai warga negara Indonesia yang baik, harus bisa mengambil semangat mengisi kemerdekaan dengan  cara menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)."

"Kita jangan mau dipecah belah oleh bangsa lain yang ingin menguasai kekayaan alam kita dengan berbagai upaya yang memecah belah bangsa," kata Hidayat.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh para pendahulu kita dalam melawan penjajah. Hidayat mencontohkan, bagaimana tokoh ulama kharismatik KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa resolusi jihad untuk menggerakkan rakyat, santri dan pemuda dalam melawan penjajah, demikian juga dengan perjuangan Jenderal besar Soedirman yang berlatar belakang guru di sekolah Muhammadiyah menjadi seorang pemimpin militer yang berpengaruh. Bahkan meskipun dalam keadaan sakit, beliau tetap memimpin gerilya melawan penjajah Belanda pada waktu itu.

"Oleh karena itu, memahami sejarah bangsa secara benar dan mengambil semangat perjuangan para pahlawan bangsa adalah sangat penting bagi mengisi kemerdekaan Indonesia," tandas Hidayat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement