REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan 2017 diselenggarakan sebagai puncak perayaan HUT RI ke-72. Perayaan ini dipusatkan di Kota Bandung, Sabtu (26/8).
Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan 2017 menampilkan unsur kebudayaan dari barbagai daerah di Indonesia, mulai dari Aceh sampai Papua, dalam satu karnaval yang menggambarkan kekayaan budaya nusantara dalam satu kolaborasi, sesuai tema 'Nyalakan Api Semangat Kerja Bersama'.
Ribuan peserta memeriahkan jalannya karnaval. Berbagai macam kendaraan hias dan kostum serta aksi peserta ditampilkan. Tim Jember Fashion Carnaval (JFC) yang sudah terkenal mendunia pun ikut ambil bagian dalam karnaval ini.
Saat rombongan JFC memulai parade di deoan Gedung Sate, para penonton pun terkesima dengan kemewahan kostum yang ditampilkan. Riuh tepuk tangan pun menyemarakkan penampilan kostum-kostum unik bernuansa emas.
Sekitar 60 talent yang mengenakan kostum yang sudah menang kompetisi di tingkat dunia, maupun koleksi terbaru JFC yang ditampilkan pada 13 Agustus 2017 lalu. Sebelumnya Presiden JFC Dynand Faris JFC akan tampil dengan konsep marching band festival. Konsep ini focus pada choreo, music dan kostum yang disesuaikan dengan defile.
"Kami sangat bangga dilibatkan di event besar ini,” katanya.
Dynand mengatakan, karnaval kebudayaan yang dikemas untuk perayaan HUT Kemerdekaan RI ini sangat bagus untuk mendidik generasi muda. Di event ini, mereka diperkenalkan dengan keberagaman, busana, bahasa, suku, adat, dan warna-warni budaya.
“Di karnaval ini ada nilai-nilai kerja bersama, kerja social, untuk saling menghargai dan menghormati antar sesama saudara kita yang berbeda suku, agama, budaya, dan bahasa. Di sini ada pendidikan budaya, ada pembelajaran nilai-nilai positif untuk menangkal persoalan-persoalan negative seperti intoleransi,” kata pendiri Rumah Mode Dynand Faris.
JFC adalah event tahunan yang digagas oleh Dynand Faris, putra asli Jember sejak tahun 1998. Hingga kini event tahunan yang berasal dari acara parade keluarga berbusana unik ini meluas ke lingkungan di sekitarnya, bahkan dunia. Kini, JFC sudah menjadi kalender tahunan di Jember setiap bulan Agustus. Para tenant asli daerah di karnaval ini selalu tampil memukai dengan busana yang mengikuti trend fashion dunia, dengan sentuhan budaya lokal.
Selain penampilan kostum dan kendaraan hias, tak ketinggalan sebanyak 20 ekor domba Garut ikut memeriahkan Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan. Domba khas Jawa Barat ini dihias dan diarak sepanjang rute karnaval.
Domba Garut yang terbiasa jalan terlalu jauh, sehingga domba ini start dari Balaikota Bandung lalu jalan sekitar 400 meter menuju Taman Vanda, tempat Presiden Joko Widodo menyaksikan karnaval.
"Ke-20 ekor domba Garut itu terdiri dari 5 ekor domba catwalk dan 15 ekor domba pejaten unggul. Satu ekor domba akan dipegang oleh dua orang," kata Ketua Umum Ikatan Sarjana Peternak Indonesia Yudi Guntara seperti dalam rilis sebelumnya.
Kehadiran domba Garut di karnaval itu, lanjut Yudi adalah untuk memperkenalkan budaya masyarakat Jabar dalam beternak domba Garut sebagai plasma nuftah asli yang unggul dan hanya ada di Garut, Jabar. "Jadi ini moment yang bagus untuk lebih memperkenalkan domba Garut sebagai plasma nuftah asli Jawa Barat karena tidak ada di negara manapun, domba Garut yang.memiliki banyak keunggulan,"' ujarnya.
Ketua Pelaksana Karnaval Kemerdekaan Iman Noer Adi menyatakan, karnaval ini tidak hanya menampilkan orang sebagai pelaku kebudayaan itu sendiri, tapi juga hewan seperti domba Garut dan kuda. Karnaval dibuka dengan tarian Titimangsa, choir Unpad dan kid choir di halaman Gedung Sate Bandung. Selanjutnya, peserta karnaval akan menyusuri lintasan karnaval sejauh 3,8 km, dengan start di Gedung Sate hingga Taman Vanda, tempat Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana Jokowi, menyaksikan karnaval kemerdekaan.
"Di barisan paling depan akan dipimpin oleh motoris patwal Ditlantas Polda Jabar, marching band Gita Pakuan Pemprov Jabar, dan pasukan berkuda kavaleri TNI AD. Lalu diikuti kontingen dari komunitas, 13 provinsi, kelompok kerja bersama dan dari komunitas terkenal seperti serta Batik Solo Carnival, Tomohon Flower Festival," kata Iman.
Ribuan peserta lainnya tampil dengan kendaraan hias serta kostum unik yang menggambarkan keberagaman Indonesia. Di antaranya arak-arakan kendaraan hias dari berbagai daerah seperti Kabupaten Tomohon yang menampilkan kendaraan hias bertemakan kota bunga, aksi tabuh Rebana dari Pondok Pesantren Nurui iman yang dikolaborasikan dengan drum band, m Kuda Renggong Sumedang, Kesenian Gotong Garuda, Reog Ponorogo.