Jumat 25 Aug 2017 18:33 WIB

Kemenhub Masih Buka Peluang Ganjil Genap di Tol Cikampek

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nur Aini
engendara melintas di samping area pembangunan jalur kereta api ringan (LRT) dan jalan tol layang Jakarta-Cikampek II, di ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek, di Bekasi, Jawa Barat (ilustrasi).
Foto: ANTARA
engendara melintas di samping area pembangunan jalur kereta api ringan (LRT) dan jalan tol layang Jakarta-Cikampek II, di ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek, di Bekasi, Jawa Barat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menilai penerapan ganjil genap masih menjadi salah satu pilihan untuk mengurai kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek. Namun, Kemenhub masih butuh kajian tambahan.

"Memang masih harus ada pertemuan lebih kecil dan fokus lagi dengan beberapa pihak untuk membahas penerapan ganjil genap di Tol Jakarta-Cikampek," kata Direktur Angkutan dan Multimoda Perhubungan Darat Kemenhub Cucu Mulyana kepada Republika.co.id, Jumat (25/8).

Hanya saja, Cucu belum bisa menyebutkan kapan kajian tambahan selanjutnya akan digelar. Hal itu, kata dia, juga akan ditangani oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).

Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya akan mengundang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membahas pembatasan motor di jalan dalam kota atau penerapan ganjil genap di Tol Jakarta-Cikampek.

Budi tak memungkiri volume kendaraan si jalan raya terutama Jakarta terus bertambah. Untuk itu Budi memastikan sistem yang akan diterapkan nanti akan dilakukan bertahap, terutama untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

Memiliki kendaraan baru yang kian mudah juga menurut Budi menjadi salah satu yang akan dibahas. "Ini jadi sesuatu yang kita diskusikan dengan produsen mobil. Kita harus melakukan diskusi khusus untuk mobil-mobil yang murah itu," kata Budi.

Terkait pemberlakuan ganjil genap di Tol Jakarta-Cikampek, Kepala BPTJ Bambang Prihantono mengatakan penerapan ganjil genap yang dimaksud bukan dilakukan saat masuk ke jalan tol. Seandainya diberlakukan, Bambang mengatakan penyetopan akan dilakukan sebelum kendaraan masuk ke pintu masuk jalan tol. "Ini mirip dengan meteran jalan yang dipasang di jalur masuk untuk mengendalikan frekuensi kendaraan," kata Bambang. Bambang mengatakan pembatasan akan diberlakukan di lokasi yang padat kendaraan masuk seperti pintu masuk tol Bekasi Barat yang memiliki volume kepadatan kendaraan cukup tinggi.

Jasa Marga sebagai pengelola tol tersebut justru memilih menawarkan solusi lain dibandingkan menerapkan ganjil genap di Tol Jakarta-Cikampek. "Pembatasan jam operasional kendaraan berat pada hari libur bisa diterapkan terutama juga di Cikarang Utama," ungkap Direktur Operasional II Jasa Marga Subakti Syukur.

Apalagi, gerbang tol Cikarang Utama saat ini masih dalam proses perbaikan untuk transaksi nontunai. Hal itu dilakukan untuk membuat hambatan kendaraan yang terjadi di titik tersebut lebih berkurang.

Pembatasan kendaraan berat menurut Subakti bisa lebih efektif karena menjadi alasan kemacetan di jalur tol tersebut. "Belum lagi kalau lebih parah saat truk mogok makin lebih menghambat," kata Subakti. Dia menyarankan pembatasan kendaraan berat bisa dilakukan saat akhir pekan. Begitu juga saat libur panjang saat musim liburan atau hari raya yang membuat banyak orang bepergian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement