REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong. Dalam pertemuan ini ditandatangani sejumlah kerja sama yang dapat berpengaruh pada peningkatan perekonomian kedua negara.
Nguyen Phu Trong mengatakan, pertemuan ini menjadi momentum bersejarah dalam meningkatkan kepercayaan politik dan menjadi dorongan bagi kerja sama sejumlah sektor.
"Kami berdiskusi terbuka mencari arah dan solusi untuk berbagai bidang, seperti politik, pertahanan, ekonomi, dan perdagangan investasi. Kita juga setuju untuk pertemuan delegasi lanjutan guna membahas perlunya pertukaran informasi dan delegasi," kata Nguyen Phu Trong, Rabu (23/8).
Menurutnya, meski kondisi dunia sedang rumit tidak membuat hubungan kedua negara terbendung. Justru kondisi ini harus bisa dijadikan ajang bertukar pikiran demi meningkatkan kemitraan yang telah dijalin.
Dengan adanya hambatan dalam kerja sama kedua negara khususnya di sektor ekonomi, diharap pertemuan ini mampu membuat hubungan perekonomian Indonesia dan Vietnam semakin baik.
Pemerintah Vietnam juga berjanji akan mempermudah akses investasi bagi investor Indonesia. Kemudahan ini diharap mampu meningkatkan perbaikan di kawasan ASEAN.
"Saya juga puas dengan pertemuan kali ini dalam meningkatkan pembicaraan mengenai Laut Cina Selatan," ujarnya
Dalam pertemuan kali ini Indonesia dan Vietnam melakukan penandatanganan enam nota kesepahama, yaitu kerja sama di bidang pendidikan, pembangunan pedesaan, kerja sama di bidang hukum, kerja sama di wilayah laut, serta kerja sama di bidang batu bara dan pemanfaatan gas di batas wilayah kontingen.